In-depth

Rekam Jejak La Nyalla Mattalitti, dari Dualisme Kompetisi hingga Tersangka Dugaan Korupsi

Selasa, 17 Januari 2023 11:38 WIB
Editor: Juni Adi
© Zainal Hasan/INDOSPORT
Mantan ketua umum PSSI, La Nyalla Mattalitii resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon ketua umum PSSI periode 2023-2027. Copyright: © Zainal Hasan/INDOSPORT
Mantan ketua umum PSSI, La Nyalla Mattalitii resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon ketua umum PSSI periode 2023-2027.
Rekam Jejak La Nyalla Mattalitti

Bagi publik Tanah Air khususnya warga Jawa Timur nama La Nyalla Mattalitti bukanlah sosok asing di telinga. 

Ia merupakan salah satu sosok populer di kawasan Jawa Timur dan kini menjabat sebagai Ketua DPD RI. Di dunia sepal bola Tanah Air, La Nyalla Mattalitti juga bukanlah orang baru.

Pria kelahiran 10 Mei 1059 itu pernah ikut andil dalama pembentukan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) dan menjabat sebagai ketua umum.

Saat itu kondisi sepak bola Indonesia sedang karut marut, sehingga terjadi dualisme kompetisi antara Liga Primer Indonesia (LPI) bikinan PSSI dan Indonesia Super League (ISL) di bawah naungan KPSI atau breakaway League.

Karena LPI berada di bawah PSSI maka bisa dibilang ini adalah kompetisi resmi yang diakui oleh FIFA. Sementara ISL yang tetap berjalan saat itu berada di bawah kepengurusan yang tidak resmi. 

Sebelum mencapai titik temu antara PSSI vs KPSI, FIFA akhirnya memberi hukuman kepada sepak bola Indonesia akibat adanya dualisme kompetisi.

Tetapi masalahnya, klub-klub yang telah berkiprah di ISL menolak bergabung di LPI, sehingga klub baru akhirnya lahir untuk menjadi peserta kompetisi LPI.

Setelah lama berkonflik antara PSSI dengan KPSI, kedua kubu akhirnya duduk bareng menyelesaikan konflik sepak bola nasional.

"Setelah pertemuan beberapa kali IPL dan ISL tetap jalan dan alhamdulillah terjadi kongres luar biasa penggabungan antara IPL dan ISL."

"Di situ akhirnya pak Djohar Arifin sebagai Ketum dan saya sebagai Waketum (2013-2015) yang membidangi Badan Tim Nasional (BTN)," jelas La Nyalla Mattalitti.

Selama menjabat sebagai wakil ketua umum PSSI periode 2013 dan 2015, La Nyalla Mattalitti kabarnya menjadi sosok yang paling berjasa dalam menggulirkan roda kompetisi pasca di-baned oleh FIFA.

La Nyalla mengaku bahwa ia memberikan suntikan dana kepada PSSI dan paling banyak diturunkan untuk Liga.

Tak hanya sampai di situ, ketika Timnas Indonesia tak bisa main, gaji dan operasional staff PSSI tak dibiayai oleh pemerintah, La Nyalla pun kembali muncul sebagai penyelamat.

Saat itu La Nyalla dilaporkan menggelontorkan dana sebesar Rp13,157 miliar, termasuk untuk PT Liga Indonesia dengan angka yang cukup besar mencapai Rp9,1 miliar.

Lantas hal tersebut kini tumbuh menjadi utang yang dikabarkan mesti dituntaskan oleh otritas tertinggi sepak bola Indonesia kepada La Nyalla ketika sudah tidak lagi menjabat di PSSI.