Jika Bubar, Arema FC Bakal Susul Nasib Tragis 3 Klub Legendaris di Era Galatama Ini
Galatama sendiri merupakan akronim dari Liga Sepak Bola Utama, sebuah kompetisi yang digagas oleh PSSI era kepemimpinan Ali Sadikin. kompetisi inilah yang akhirnya menjadi cikal bakal Liga Indonesia saat ini.
Namun tak semua klub bernasib gemilang ada beberapa yang mengalami kebangkrutan, berikut INDOSPORT rangkum 3 klub yang sempat berjaya di era Galatama, tapi kini dikabarkan bangkrut dan hilang bak ditelan bumi.
- Arseto Solo
Klub yang dibentuk oleh Ari Sigit Haryudanto ini termasuk klub kenamaan pada 1990-an. Mulanya, Arseto Solo bermarkas di Jakarta, namun pada 1983, mereka pindah ke Solo, Jawa Tengah.
Arseto Solo sendiri menjadi pelipur bagi masyarakat Solo yang telah lama mendambakan kejayaan. Kiprah Arseto Solo kerap menembus final kompetisi, merek berhasil menjadi juara Galatama musim 1992-1992.
Mereka juga sempat mewakili Indonesia di ajang Liga Champions Asia dan turnamen lain di kawasan ASEAN. Sayangnya, klub yang mencetak pemain hebat ini harus bubar setelah liga yang diikuti berhenti lantaran kerusuhan pada tahun 1998.
- Niac Mitra
Niac Mitra atau New International Amusement Center adalah klub bola kebanggaan Surabaya, Jawa Timur. Bersama dengan sang legenda, Persebaya Surabaya, klub ini memajukan citra kota Pahlawan tersebut.
Bersama dengan Pardedetex, Jayakarta, Indonesia Muda dan Warna Agung, klub ini mendirikan Galatama. Dalam musim 1981-1982, 1982-1983 dan 1986-1987.
Bahkan pada tahun 1983, Niac Mitra pernah bertanding melawan Arsenal di Stadion 10 November. Niac Mitra bubar setelah aturan-aturan di liga yang menyebabkan klub ini merugi.
- Mastrans Bandung Raya
Klub yang dibentuk pada tahun 1987 menjadi jebolan tersukses di kompetisi Ligina Galatama. Mastrans Bandung Raya sempat menjadi juara 3 tahun berturut-turut.
Mastrans Bandung Raya resmi bubar setelah mengalami krisis keuangan pada tahun 1997. Arema FC jika bertekad membubarkan diri bukan tidak mungkin akan menyusul nasib 3 klub tersebut.