Duh! Setelah Manchester City, Kini Giliran PSG Ikut Terseret Penyelidikan
Lebih lanjut mengenai tuduhan praktik kerja paksa yang dilakukan Paris Saint-Germain, Ben Jacobs menyebutkan jika tuduhan itu dikeluhkan oleh Hicham Bouajila.
Keluhan praktik kerja paksa diluncurkan oleh Bouajila yang mengaku bekerja sebagai penasihat untuk Nasser Al-Khelaifi, presiden PSG.
Bouajila menuduh jika dia hanya mendapat bayaran dengan sistem sporadis melalui akademi tenis yang berbasis di Doha.
Hanya saja, keluhan tersebut lantas ditepis oleh juru bicara QSI dengan menyebutkan bahwa Bouajila tidak pernah dipekerjakan oleh PSG.
Bahkan, klub tidak akan memberikan komentar apa pun terkait permasalahan individu yang cenderung dibuat-buat.
“Tuan Bouajila tidak pernah dipekerjakan oleh PSG atau beIN,” kata juru bicara QSI.
“Klub tidak akan membuat komentar apapun tentang individu yang memberikan dan memperdagangkan misinformasi serta memanipulasi media,” tegasnya.
Meskipun tuduhan yang dikeluhkan oleh Bouajila masih belum dapat dipastikan kebenarannya, namun hal ini bisa menjadi alarm bagi PSG.
Pasalnya pada tahun lalu, Presiden LaLiga Javier Tebas juga pernah mengklaim bahwa PSG telah melanggar aturan Financial Fair Play (FFP).
Javier Tebas mempertanyakan pemasukan PSG setelah mendatangkan Lionel Messi pada musim panas secara bebas transfer dengan menambahkan gaji cukup fantastis.
Oleh karena itu anggaran pengeluaran Paris Saint-Germain diyakini jauh lebih besar dari pemasukan karena harus menggaji sejumlah pemain bintang seperti, Neymar, dan Kylian Mbappe.
Sumber: Ben Jacobs