Tatap Derby Jatim, Arema FC Temukan Cara untuk Menjaga Motivasi Pemain

Sejatinya, situasi yang mengharuskan jauh dari keluagra, bukan kali pertama dihadapi oleh Arema FC sepanjang gelaran Kompetisi Liga 1.
Tim Singo Edan sudah dua kali mendapatkan pengalaman itu. Sebagaimana ketika Liga 1 musim 2021/2022 berlangsung dengan sistem bubble.
Selama enam bulan, Johan Ahmat Farizi dkk harus bertanding di luar Malang akibat pandemi covid-19 yang tengah melanda sepak bola Indonesia.
Tim yang ketika itu masih dilatih Eduardo Almeida merampungkan kompetisi sejak September 2021 hingga Maret 2022 silam.
Pengalaman kedua, adalah ketika sisa 6 pekan putaran pertama Liga 1 musim 2022/2023 dilanjutkan seusai Tragedi Kanjuruhan (01/10/22) lalu.
Semua klub Liga 1 kembali bertanding dengan sistem bubble di Yogyakarta dan Jawa Tengah selama Desember 2022 lalu.
"Ya, kompetisi bubble kemarin memberi pengalaman yang bagus. Pemain dituntut bisa menjaga motivasinya," ungkap Pelatih Arema FC, I Putu Gede.
Kendati di sisi lain, dia mengaku sedikit iri dengan 17 klub lain di Liga 1. Lantaran hanya Arema FC yang menjalani laga usiran sebagai sanksi.
"Kalau tim-tim lain bermain di laga home, pemain bisa bertemu dengan keluarga masing-masing," beber eks pelatih Perseru Serui pada 2018 tersebut.
"Tapi kami harus menghadapi apapun situasinya, Treatment yang saya lakukan adalah menjadikan latihan tetap enjoy," ujar pelatih anyar Arema FC di Liga 1, I Putu Gede.