Liga Indonesia

Nilai Jual Naik, Bos PSIM Sepakat Liga 2 Dihentikan dan Pakai Operator Terpisah

Senin, 6 Maret 2023 17:45 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Indra Citra Sena
© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Logo Liga 2. Copyright: © Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Logo Liga 2.

FOOTBALL265.COM - CEO PSIM Yogyakarta, Bima Sinung, menyebut hasil acara sarasehan sepak bola dua hari lalu di Jawa Timur memberikan angin segar bagi klub peserta kasta kedua. Liga 2 dinilai bisa mandiri ke depannya.

Berdasarkan hasil kesepakatan bersama di sarasehan, Liga 2 2022-2023 diputuskan untuk tidak dilanjutkan. Sebagai gantinya, kompetisi akan kemas ulang untuk musim depan yang rencananya dimulai November nanti.

Untuk musim baru, Liga 2 juga diusulkan untuk dikelola secara terpisah dari Liga 1. PT Liga Indonesia Baru (LIB) tidak lagi mengurus kompetisi kasta kedua, melainkan ada perusahaan baru sebagai operator.

Hal itu diusulkan agar Liga 2 dapat mengatur jadwal, pembagian hak siar, sponsor, dan hal lain secara mandiri. Diharapkan, nilai jual kompetisi lebih baik dibanding sebelumnya.

"Ada hasil diskusi Liga 2 kemarin, tujuan kemarin adalah buat klub Liga 2 mendapat spot khusus dalam penyiaran. Kami sepakat buat meningkatkan nilai komersial, kami bukan lihat lanjutan Liga 2 2022-2023, tapi ke depan," kata Bima Sinung.

"Memang ada perhatian terkait jeda waktu karena Liga 2 2023-2024 baru mulai November, tapi akan ada turnamen pramusim yang untuk menjembatani musim baru. Saya melihatnya positif, harus didukung," imbuhnya.

Untuk pembentukan PT baru sebagai operator Liga 2 2023-2024, Bima Sinung menyampaikan memang sempat dibahas di sarasehan PSSI, namun belum spesifik dan akan ada manajer meeting klub-klub kasta kedua.

Pasalnya, saham perusahaan baru untuk operator Liga 2 nanti harus dimiliki oleh klub peserta. Karenanya, menjadi penting pembahasan mengenai berapa persen kesepakatannya ataukah PSSI punya saham di dalamnya seperti PT LIB di Liga 1.  

"Kemarin juga dibentuk tim kerja mengenai operator Liga 2 agar lebih optimal. Tentu akan dikaji lebih lanjut lagi kesiapan, skema seperti apa, kapan akan diterapkan. Garis besarnya begitu," jelas bos PSIM Yogyakarta.