Jika ditarik ke belakang, sebenarnya tidak ada masalah perihal kedatangan suporter Persebaya setiap kali away ke markas Persik Kediri.

Pasalnya, hubungan kedua suporter tidak pernah terjadi gesekan di masa lalu. Itu juga menjadi salah satu opsi untuk menggelar laga dengan penonton.

Namun dengan segala pertimbangan, keputusan laga tanpa penonton sudah diambil. Dan keputusan itu sudah final, tidak bisa dirubah lagi.

"Kalau mau merubah status laga tanpa penonton menjadi ada penonton, harus menggelar rakor (rapat koordinasi) ulang," kata Widodo Hunter.

"Tentu butuh waktu lagi, karena harus mengundang lagi walikota, pihak keamanan, manajemen Persebaya dan (perwakilan) suporter," tambah dia.

Sementara waktu yang tersedia juga terbilang tidak banyak dimiliki Panpel Persik Kediri jika ingin menempuh opsi laga dengan penonton.

Setidaknya, panpel mesti mengejar waktu selama satu pekan sejak Senin (13/03/23) hingga persiapan akhir menjamu Persebaya Jumat (17/03/23).

Dan sisi lain, Perpol 10 memberikan tenggat waktu perizinan menggelar pertandingan sepak bola maksimal 14 hari kerja sebelum kick-off.

"Sehingga, rakor sudah disepakati tidak ada penonton. Tapi kalau ada desakan untuk menghadirkan penonton, ya rakor lagi," beber Widodo Hunter.

"Itu terbilang tidak mungkin, karena harus mengajukan lagi ke Polresta. Tidak mudah juga merubah keputusan itu," pungkas perwakilan panpel Persik Kediri tersebut.