Ubak Taktik dan Takluk, Pelatih Arema FC Menyebut Bukan Sebagai Blunder
Perubahan taktik memang perlu ditempuh Arema FC, guna meningkatkan tingkat agresivitas yang berujung pada penciptaan peluang.
Apalagi, Tim Singo Edan dalam posisi tertinggal memasuki paruh kedua, setelah dibobol Ilija Spasojevic pada menit 41.
Sayang, perubahan taktikal itu berbuah tak maksimal. Bali United justru menambah gol melalui sepakan Privat Mbarga pada menit 68.
"Kami berusaha keluar dari tekanan dengan kembali ke (formasi) 4-3-3. Lini pertahanan memang beresiko, karena dalam kondisi tidak 100 persen," ulas Joko Susilo.
Sayangnya, perubahan formasi itu membuat Arema FC kehilangan sejumlah momentum. Kendati secara statistik, serangan mereka lebih meningkat.
Dedik Setiawan dkk mencatat total 12 kali shooting, 5 diantaranya mengarah gawang. Jumlah serupa dicatat Bali United, tapi dengan total 21 shooting.
"Kalau kami tetap (dengan formasi awal), kami hanya reaktif, menunggu dan lakukan serangan," Joko Susilo menjabarkan.
"Dan ketika kalah, ya sama saja. (Lalu muncul pertanyaan) kenapa tidak menyerang? Jadi, kondisi itu sudah diperhitungkan," tambah dia.
Terlepas dari itu, Arema FC tetap saja gagal meraup poin maksimal. Sebelum dikalahkan Bali United, Arema hanya bermain imbang 0-0 vs Borneo FC.
Imbasnya, posisi Arema FC tidak berubah di klasemen Liga 1. Mereka terpaku di urutan 12 dengan 38 poin dari 30 laga.