Liga Indonesia

Robi Darwis Masih Tidak Percaya Timnas Indonesia Gagal Tampil di Piala Dunia U-20 2023

Kamis, 30 Maret 2023 14:32 WIB
Penulis: Arif Rahman | Editor: Deodatus Kresna Murti Bayu Aji
© PSSI
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir saat meninjau Stadion Gelora Bung Karno. (Foto: PSSI) Copyright: © PSSI
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir saat meninjau Stadion Gelora Bung Karno. (Foto: PSSI)
Erick Thohir Sudah Berjuang Keras

"Kecewa,kesel,marah,sedih.padahal tinggal menghitung hari untuk mencapai impian namun harus hilang begitu saja," pungkasnya.

Sebelumnya, FIFA mengumumkan lewat laman resminya telah mencabut status tuan rumah Indonesia untuk Piala Dunia U-20 2023 pada Rabu (29/03/23) malam WIB. Rencananya ajang itu akan digelar pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023 mendatang.

"Tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin, dengan tanggal turnamen saat ini tetap tidak berubah. Potensi sanksi terhadap PSSI juga dapat diputuskan pada tahap selanjutnya," bunyi pernyataan resmi FIFA.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, sendiri sudah berusaha semaksimal mungkin agar Piala Dunia U-20 2023 tetap digelar di Indonesia seperti rencananya sebelumnya.

Bahkan, dia sudah terbang langsung ke Doha, Qatar guna bertemu Presiden FIFA, Gianni Infantino guna mencari solusi terkait polemik Piala Dunia U-20 yang terjadi di Indonesia.

Polemik Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia memang bergejolak keras dengan adanya penolakan keikutsertaan Israel di ajang Piala Dunia U-20 2023.

Sebelumnya, FIFA telah lebih dulu membatalkan drawing pembagian grup Piala Dunia U-20 2023 yang seharusnya berlangsung 31 Maret nanti di Bali.

Pembatalan drawing Piala Dunia U-20 2023 disinyalir buntut dari sikap Gubernur Bali, I Wayan Koster terkait penolakan tim Israel bertanding di Bali saat Piala Dunia U-20 tahun 2023 pada 20 Mei - 11 Juni mendatang.

FIFA akhirnya mengambil keputusan untuk mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Erick Thohir, mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan keputusan yang sudah diambil oleh FIFA.

Selain itu, posisi Indonesia yang menjadi salah satu anggotanya, menurut Erick harus tunduk pada kewenangan dan keputusan yang diberikan FIFA yang membatalkan ajang sepak bola nomor dua bergengsi itu di Indonesia.