Bola Internasional

Piala Dunia U-20 Batal, Plt Menpora Klaim Sudah Ikuti Arahan FIFA dan Soroti Israel

Jumat, 31 Maret 2023 15:50 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Prosesi serah terima jabatan dari Zainudin Amali ke Muhadjir Effendy sebagai Plt Menpora di Kantor Kemenpora, Kamis (16/03/23). Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Prosesi serah terima jabatan dari Zainudin Amali ke Muhadjir Effendy sebagai Plt Menpora di Kantor Kemenpora, Kamis (16/03/23).

FOOTBALL265.COM - Pelaksana tugas sementara (Plt) Menpora, Muhadjir Effendy mengatakan Indonesia sudah tunjukan komitmen untuk jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, sebelum FIFA membatalkan kejuaraan dua tahunan itu.

Menurut Plt Menpora, pemerintah sudah berusaha memenuhi semua persyaratan FIFA untuk gelaran Piala Dunia U-20 seperti infrastruktur.

"Saya kira Indonesia sudah menunjukkan kesungguhan, keseriusan dan komitmen yang sudah sangat kuat dalam memajukan sepak bola ini. Itu bisa dilihat dari persiapan kita untuk penyelenggaraan U-20 ini dari enam stadion yang kita siapkan, semua standar yang diminta oleh FIFA kita penuhi," kata Muhadjir Effendy.

"Bahkan ketika FIFA memberikan catatan buat stadion untuk diadakan perbaikan langsung kita perbaiki," tambahnya.

Seperti diketahui, FIFA memutuskan untuk mencoret Indonesia sebagai tuan rumah untuk Piala Dunia U-20 FIFA 2023 pada Rabu (29/03/23). Keputusan diambil berdasarkan keadaan saat ini yang terjadi di Indonesia. 

Adapun batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia ditengarai karena maraknya aksi menolak Timnas Israel U-20 bermain di Indonesia. 

"Sebetulnya kita tidak main-main untuk memenuhi ketentuan yang berlaku di FIFA. Hanya memang ada masalah tadi itu," ujar Plt Menpora.

Pria yang juga Menko PMK itu menyampaikan lolosnya Israel ke Piala Dunia U-20 di Piala Dunia U-20 di luar dugaan dan berpengaruh terhadap posisi Indonesia sebagai tuan rumah.

Adanya riak-riak penolakan terhadap Israel yang akan bertanding di Piala Dunia U-20 yang dimainkan di Indonesia pada 20 Mei - 11 Juni mendatang, karena Indonesia - Israel tidak punya hubungan bilateral.

Belum lagi, masyarakat Indonesia lebih condong mendiskreditkan Israel yang sedang berkonflik dengan Palestina.

"Ketika kehadiran satu tim yang tidak pernah kita perhitungkan dan seumur-umur tim ini tak pernah lolos, membuat semua menjadi berubah dan kita harus menghitungkan banyak hal," ujar Plt Menpora.

"Pertama berkaitan dengan konstitusi, kemudian berkaitan dengan kebijakan kita khususnya kebijakan luar negeri, dan tentu saja urusan membuat respons dari masyarakat baik yang sangat mendukung maupun yang tidak itu," sambungnya.