Menguak Kepantasan Evan N’Dicka Gantikan Peran Milan Skriniar di Inter Milan
Jika berbicara soal pengalaman, jelas Skriniar unggul atas N’Dicka. Tapi jika berbicara soal statistik permainan, justru pemain berpengalaman kalah jauh dari pemain yang lebih muda.
Hal ini terlihat dari statistik kala bertahan, di mana N’Dicka dikenal sebagai bek yang agresif dengan rataan 1,26 tekel per 90 menit, 1,24 intersep per 90 menit, 4,59 sapuan per 90 menit, dan 1,5 blok per 90 menit.
Catatan ini mengungguli Skriniar yang punya rataan hanya 1,49 tekel per 90 menit, 0,6 intersep per 90 menit, 2,65 sapuan per 90 menit, dan 1,07 blok per 90 menit.
Postur N’Dicka yang tinggi menjulang yakni 190 cm juga membuatnya unggul duel udara dengan 2,36 menang duel udara per 90 menit, ketimbang Skriniar yang punya catatan hanya 1,16 per 90 menit.
Tapi di Inter Milan, Skriniar bukan bertugas sebagai Sweeper, melainkan Ball Playing Defender yang banyak menginisiasi serangan dari lini belakang.
Hal ini terbukti dengan catatan Skriniar yang punya akurasi operan 91,6 persen dari 66,76 operan per 90 menit. Hebatnya, 3,66 operan di antaranya adalah operan Progressive atau operan untuk menyerang.
Di sinilah kekurangan N’Dicka terlihat. Sebab, ia bukanlah bek bertipe Ball Playing Defender dengan 85,2 persen operan sukses dari 56,94 operan per 90 menit dan hanya 2,71 operan saja yang menuju arah lawan.
Dengan kata lain, N’Dicka dan Skriniar punya perbedaan mendasar dalam hal peran sebagai bek tengah. Meski begitu, ia punya potensi cukup besar untuk melampaui bek andalan Inter itu.
Sehingga, transfer N’Dicka pun akan menjadi transfer sukses bagi Inter. Terlebih lagi usianya masih muda dan ia akan datang tanpa biaya sepeserpun, kecuali untuk membayar Agent Fee nya saja.