Napoli Boleh Bertaji, tapi Lazio dan Sarri Lebih Layak Dapat Apresiasi
Resep sukses Lazio dan Maurizio Sarri musim ini terletak pada keterampilan dalam bertahan yang dikombinasi oleh permainan ‘Sarri-Ball’ yang menyerang.
Permainan bertahan Lazio yang apik ini ditunjukkan dengan hanya 20 gol saja yang bersarang di gawang mereka dari 29 laga.
Dan sedikitnya gol yang masuk ini karena kepiawaian Sarri dan Lazio mencari kiper pada sosok Ivan Provedel dan Luis Maximiano.
Padahal, Lazio sendiri seharusnya kebobolan 30 gol lebih karena Expected Goals Against (xGA) yang mereka dapatkan ada di angka 30,5 xGA.
Tapi kedua kipernya itu mampu membuat gawangnya aman dengan mencatatkan 80,6 persen penyelamatan dan kebobolan hanya 0,68 gol per laga.
Sukses kedua kiper ini juga tak lepas dari duet Nicola Casale dan Alessio Romagnoli. Tanpa butuh waktu lama, duet keduanya mampu menjadi tembok kokoh yang sulit ditembus.
Kehebatan Lazio dalam bertahan diimbangi dengan kehebatan dalam menyerang. Meski punya catatan tembakan yang rendah, akurasi tembakan tepat sasaran mereka di angka 36 persen atau yang terbaik di Liga Italia musim ini.
Kemampuan mengkonversi peluang ini membuat Lazio pun begitu tajam di muka gawang. Hal ini tak menjadi masalah besar meski Lazio terbilang sedikit menciptakan peluang, yakni di peringkat ke-8.
Kredit pun pantas diberikan kepada Sarri atas kinerjanya di musim keduanya bersama Lazio. Pantas jika kombinasi keduanya layak diapresiasi ketimbang Napoli yang memang sudah mapan sejak musim lalu.