Ada Penakluk MU! 5 Klub Top Eropa Bersejarah yang Bisa Terdegradasi Musim Ini
Selalu berada di kasta teratas sepakbola Spanyol sejak 1987/1988, memiliki belasan trofi termasuk enam liga domestik juga tujuh di level Eropa, serta kerap diperkuat pemain-pemain menarik membuat Valencia selalu bisa memberikan suguhan menarik tiap musimnya.
Los Che seringkali menjadi kuda hitam yang dapat menganggu hegemoni Real Madrid, Barcelona, dan Atletico Madrid dimana dalam sepuluh musim terakhir masih bisa empat kali finis di lima besar.
Hanya saja di 2022/2023 tampaknya Valencia tidak lagi kuat untuk terbang tinggi. Kelelawar Mestalla cuma punya rata-rata satu poin dari 30 pekan Liga Spanyol yang telah dilewati dan kini harus rela terduduk di peringkat 18 dari 20 klub.
Kombinasi buruknya manajemen kepemilikan Peter Lim, juragan asal Singapura, dan hutang klub yang terus menumpuk membuat mereka kesulitan untuk mendapatkan amunisi bermutu demi mengarungi musim ini.
Kebanyakan para pemain pilar saat ini digaet sebagai free agent atau pinjaman seperti Edinson Cavani, Justin Kluivert, Ilaix Moriba, dan Samu Castillejo yang tidak semuanya bisa dianggap sukses. Kini Valencia hanya bisa berharap penunjukan Ruben Baraja, legenda mereka, menggantikan Gennaro Gattuso di kursi pelatih pada Februari lalu belum terlambat.
3. Everton
Hanya ada tujuh klub yang belum pernah terdegradasi dari kasta teratas Inggris semenjak dibentuknya Premier League pada 1992 silam. Everton adalah salah satunya bersama dengan Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester United, dan Tottenham Hotspur.
Akan tetapi bisa saja 2022/2023 akan jadi musim terakhir The Toffees menjadi anggota dari kelompok elite tersebut mengingat posisi mereka saat ini yang berada di tiga terbawah Liga Inggris dengan selisih satu poin dari zona aman saat menyisakan enam pertandingan saja.
Everton dianggap terlalu lama membuat keputusan sebelum memecat Frank Lampard dan menunjuk Sean Dyche sebagai manajer baru. Saat pergantian nakhoda, mereka sudah terlanjur berada di papan bawah hasil 13 kali menelan kekalahan.
Apa yang dialami Everton sejatinya mirip dengan Valencia. Keduanya klub berpotensi namun karena kesalahan manajemen membuat mereka terpuruk. Rezim kepemilikan Farhad Moshiri dianggap jadi alasan kenapa Goodison Park kini lebih banyak muramnya.
Di bawah kepemimpinan pengusaha Iran tersebut Everton sejatinya bisa berharap mengulangi sukses finis empat besar di 2004/2005 dengan gemar belanja mahal namun sejak 2016 tidak ada trofi yang diraih dan paling banter hanya meloloskan diri ke fase grup Liga Europa 2017/2018.