Arema FC Mengubah Tradisi dengan Merekrut Pemain Liga 2, Apa Alasannya?
Pada kesempatan yang lain, I Putu Gede juga tak mengamini kalau skuat bentukannya dengan mayoritas pemain dari Liga 2, mengindikasikan Arema FC sedang berhemat.
Secara diplomatis, head coach Arema FC ini hanya mengklaim bahwa perekrutan pemain yang rata-rata berusia dibawah 25 tahun, dianggap lebih efektif baik secara teknis maupun non teknis.
"Kita pernah merekrut pemain dengan usia emas (25 sampai 28) tapi Anda tahu hasilnya bagaimana. Lagipula, sepak bola bicara prestasi saat ini, bukan masa lalu," bilang I Putu Gede.
Secara teknis, bergabungnya pemain-pemain seperti Hamdi Sula Umanailo (PSMS Medan), Samsudin (Deltras FC) maupun Flabio Soares (Putra Delta Sidoarjo), dinilai tepat sasaran.
"Mereka sudah sesuai kebutuhan tim. Lebih baik merekrut pemain Liga 2 yang telah matang secara mental dan kualitas, dibanding pemain Liga 1 yang jarang bermain," tambah eks Pelatih Perseru Serui tersebut.
Target Rasional
Berbekal mayoritas pemain yang ditempa di kompetisi Liga 2 plus berusia muda, tentu sangat aneh jika Arema FC mematok target juara kompetisi.
Target itu memang bisa saja dilakukan, namun mustahil tercapai tanpa pemain level top. Sehingga, klub berlogo kepala singa tampaknya lebih rasional bicara target.
"Intinya kami ingin tim ini bisa lebih baik dari musim sebelumnya. Tim harus berprestasi musim ini," bilang Manajer Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas.
"Targetnya tidak akan muluk-muluk. Yang pentin, tim ini bisa membahagiakan suporter dan semua warga di Malang. Maka dari itu, kami siapkan komposisi pemain yang mumpuni," imbuh dia.
Mengacu pada keterangan itu, Arema FC disinyalir kuat tak akan menargetkan juara kompetisi musim ini. Dan dengan materi pemain saat ini, bersaing di jajaran 5 besar sudah sangat luar biasa.