Cocok Main di Liga Spanyol, 4 Klub dan Fansnya Ini Dianggap Paling Rasis di Dunia!
Saat tren pengusaha besar mengakusisi klub di Eropa tengah naik daun, Zenit St. Petersburg adalah salah satu yang berhasil mendaratkan investor anyar tajir dan prestasi pun mulai berdatangan sejak Desember 2005 berkat bantuan perusahaan energi besar, Gazprom.
Sayangnya klub asal Rusia punya reputasi suporter yang sangat kelam karena mereka memiliki pandangan yang bersebrangan dengan kebersamaan dan persatuan. Bagi mereka rasisme adalah jalan hidup.
Fans Zenit seringkali menyuarakan protes pada manajemn bila klub mendatangkan pemain berkulit hitam. Alasan mereka adalah menjaga tradisi untuk tidak merekrut bintang selain dari kalangan kulit putih.
Hingga kini fans Zenit masih memegang sikap yang sama. Bahkan dikutip dari FOX Sport salah satu fans yang dimintai keterangan soal ideologi mereka menjawab "Tidak ada salahnya menolak pemain kulit hitam. Kami ingin Zenit berbeda. Ini demi menjaga tradisi," ungkapnya.
Perlakuan ini sempat dirasakan oleh Malcom, pemain Zenit saat ini, ketika ia baru mendarat dari Barcelona pada 2019 silam. Cukup disayangkan karena kesebelasan berjuluk Zenitchiki itu juga punya banyak pemain kulit gelap hebat di masa lampau seperti Hulk atau Axel Witsel misalnya.
2. Beitar Jerusalem
Tidak kalah kejinya dengan fans Zenit St. Petersburg, ada apula pendukung Beitar Jerusalem. Penggemar klub sepakbola dari Israel ini secara terbuka menyatakan jika mereka tidak suka dengan pemain beragam Islam dan juga mereka yang berasal dari bangsa Arab.
La Familia adalah salah satu kelompok dari pendukung Beitar yang paling rasis. Cerita soal perbuatan kotor mereka sudah diberitakan dimana-mana dan hal ini justru membuat mereka bangga.
"Kami rasis dan kami bangga" adalah salah satu spanduk yang pernah mereka bentangkan di stadion. Hanya saja meski ada La Familia namun Beitar dalam sejarahnya tetap pernah punya pemain muslim maupun mereka yang berakar dari Timur Tengah.
Contohnya Guram Adzhoyev (1990-1991), Viktor Paco (1999-2000 & 2001-2002), Ndala Ibrahim (2005), juga Zaur Sadayev (2013) dan Dzhabrail Kadiyev (2013).
Semuanya memiliki kesamaan yakni karier yang pendek di Teddy Stadium karena masifnya teror dari La Familia. Bahkan perlakuan tidak menyenangkan juga pernah diterima kiper Kristen asal Nigeria, Ali Mohamed, yang pada 2019 diminta untuk mengganti namanya oleh fans karena dianggap terlalu berbau Arab dan Islam.