Sukses Amankan Tijjani Reijnders, AC Milan Masih Buru Yunus Musah
Sebagai gelandang, penilaian bertumpu pada kemampuan terlibat dalam permainan, yang terlihat dari efektivitas passing atau operan dan kemampuan menjaga bola.
Untuk kategori ini, Tijjani Reijnders lebih unggul dengan akurasi operan 87,2 persen dari 60,60 percobaan per 90 menit, di mana 7,8 operannya bersifat progresif.
Sedangkan Yunus Musah tercatat hanya memiliki akurasi operan sebesar 78,3 persen dari 32,89 percobaan per 90 menit dengan 3,97 operannya bersifat progresif.
Dalam menjaga possesion atau penguasaan bola, Tijjani Reijnders pun lebih unggul dengan rataan 1,68 take-ons per 90 menit dibandingkan Yunus Musah dengan rataan 1,15 take-ons per 90 menit.
Dalam menyerang, Tijjani Reijnders lagi-lagi unggul atas Yunus Musah, terutama dalam berkontribusi lewat gol dan assistnya.
Di musim lalu, Tijjani Reijnders mencetak total empat gol dan delapan assist dari 46 laga, atau memiliki rata-rata 0,09 non-penalty goals (NPG) dan 0,17 assist per 90 menit.
Sedangkan Yunus Musah tak mencetak gol sama sekali dan hanya membuat dua assist dari 33 laga musim lalu dengan rataan 0,09 assist per 90 menit.
Soal kreativitas, Tijjani Reijnders pun unggul dengan rataan 4,58 Shot-Creating Actions (SCA) atau tindakan berbuah peluang per 90 menit, di atas Yunus Musah yang hanya membuat 2 SCA per 90 menit.
Melihat catatan-catatan keduanya dalam aspek menyerang, bertahan, dan terlibat dalam permainan, Tijjani Reijnders sejatinya telah menjadi opsi yang tepat bagi AC Milan ketimbang Yunus Musah.
Namun, jika pertimbangannya adalah kedalaman skuat, langkah AC Milan mengejar Yunus Musah bisa dipahami, mengingat mereka baru saja kehilangan Sandro Tonali yang hijrah ke Newcastle United.