Untung-Rugi AS Roma Dapatkan Alvaro Morata dari Atletico Madrid
Saat ini pelatih Jose Mourinho sangat bergantung dengan ketajaman Paulo Dybala di lini depan AS Roma. Bagaimana tidak, hanya ia cukup produktif belakangan ini.
Penyerang asal Argentina itu mampu melesakkan 18 gol dan 8 assist dari 38 pertandingan untuk AS Roma di semua kompetisi.
Tidak heran jika Mourinho sangat ketergantungan dengan Dybala. Sebenarnya Giallorossi punya dua striker murni lain mereka adalah Tammy Abraham dan Andrea Belotti.
Hanya saja keduanya tampil mengecewakan sepanjang musim lalu. Abraham hanya bisa mengemas 9 gol dan 7 assist dari 54 pertandingan di semua ajang.
Begitu juga dengan Andrea Belotti. Bomber berusia 29 tahun itu tidak cukup berkontribusi di tim musim lalu, karena hanya bisa membuat 4 gol dan 2 assist dari 46 pertandingan.
Tetapi Dybala sendiri dirumorkan tidak bisa lama menjadi andalan Jose Mourinho, karena ia tertarik untuk hengkang membela klub lain musim panas ini.
Oleh sebab itu, mendatangkan Alvaro Morata adalah sebuah solusinya. Banyak keuntungan yang didapat AS Roma nantinya jika bisa mendaratkan sang striker.
Ia adalah penyerang depan berpengalaman di Liga Italia, karena pernah memperkuat Juventus. Meski kualitasnya tak sengeri dulu, tetapi insting mencetak golnya cukup teruji.
Ia membuat 59 gol dan 39 assist dari 185 pertandingan untuk Juventus selama dua periode (2014-2022).
Bergabungnya Morata ke tim Ibu Kota, bisa membantu lini depan tampil oke musim depan, meski harus kehilangan Dybala nantinya.
Selain itu, Morata juga merupakan penyerang ideal untuk mereka yang menganut paham ball possessison. Selain piawai dalam memanfaatkan ruang, dia juga tergolong cepat untuk striker berpostur 190 cm.
Dan jika menunjuk striker dengan jumlah gol terbanyak di (timnas) Spanyol, Morata orangnya.
Dia masuk lima besar daftar topskorer sepanjang masa La Furia Roja. Tak ada penyerang aktif yang melebihi torehan 30 golnya sekarang.
Kerugian AS Roma Dapatkan Alvaro Morata
Di sisi lain, AS Roma juga mesti paham soal kelemahan Morata. Apalagi kalau bukan kebiasaannya buang-buang peluang.
Understat mencatat xG Morata selalu minus dalam lima musim ke belakang. Margin terbesar ada di musim 2019/20, semasa membela Atletico. Morata “hanya” mampu mengumpulkan 12 gol dari angka harapan 14,98 saat itu.
Hal itu masih terjadi sampai sekarang. Memang, Morata menjadi pemain kedua yang mencetak banyak gol untuk Atletico Madrid musim lalu dengan 15 gol di bawah Antoine Griezmann 16 gol.
Akan tetapi, catatan xG-nya minus 1,76 dan itu menjadi yang terendah di tim. Jadi, sudah semestinya para pendukung AS Roma memahami penyakit menahun Morata ini.
Bila betulan transaksi ini terealisasi, kubur dulu ekspektasi kalau dia akan mencetak belasan gol nanti.
Tugas utamanya adalah melicinkan skema serang Jose Mourinho sehingga tak melulu bertumpu kepada Dybala, itu dulu.