Komunitas LGBT Kecam Jordan Henderson Tinggalkan Liverpool Demi Karier di Arab Saudi
Kelompok pendukung LGBT Inggris mulai mengkritik Henderson sejak pekan lalu, setelah desas-desus kepindahannya ke Arab Saudi tersebar.
"Jika rumor itu benar, maka spanduk itu akan diturunkan ke kedalaman sejarah".
Menyusul berita transfer tersebut, Amnesty International juga meminta Henderson untuk berbicara menentang pelanggaran hak asasi manusia di Arab Saudi.
Negara itu dituduh melakukan sejumlah pelanggaran seperti pembatasan pada hak-hak perempuan dan hak untuk protes politik.
Kritikus termasuk Amnesty International mengklaim bahwa rezim Putra Mahkota Mohammed Bin Salman berusaha untuk memperbaiki reputasi internasional negara itu.
Caranya adalah dengan memikat bintang sepak bola dunia ke Liga Pro, dengan mendatangkan pemain kelas dunia seperti Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo .
"Datang tak lama (kepindahan Henderson) setelah kepindahan Steven Gerrard ke Al-Ettifaq, ini terlihat seperti lebih banyak pencucian olahraga Saudi karena sejumlah besar kekayaan Saudi terus mengalir ke pembelian pemain bintang, acara baru, dan bahkan akuisisi seluruh klub," kata Amnesti Inggris. direktur urusan ekonomi, Peter Frankental.
"Jordan Henderson tentu saja bebas bermain untuk siapa pun yang dia pilih, tetapi kami akan mendesaknya untuk memeriksa catatan hak asasi manusia Arab Saudi dan bersiap untuk berbicara tentang pelanggaran hak asasi manusia di negara itu," tambahnya.
Sementara itu, Henderson kini berada di Jerman bersama tim dalam tur pramusim. Tetapi, dia tidak masuk dalam skuad Jurgen Klopp untuk menghadapi Karlsruhe di laga uji coba pertama pada Rabu, 19 Juli.
Sejak bergabung dengan Liverpool pada 2011 lalu, gelandang 33 tahun itu telah mencatatkan 491 penampilan. Henderson mengantarkan tim meraih gelar Liga Inggris 2019/20 dan Liga Champions 2018/19.