Gagal Boyong Daichi Kamada Bisa Jadi Kesalahan dan Penyesalan Panjang AC Milan
Aslinya Daichi Kamada adalah seorang gelandang serang namun bisa juga ditempatkan hampir di semua posisi pada lini tengah.
Belakangan bahkan eks Sint-Truiden dan Sagan Tosu itu dapat beroperasi sebagai penyerang kedua bahkan sesekali digeser ke sisi sayap.
Ditambah dengan visi bermain serta tekhnik yang mumpuni, maka Daichi Kamada semakin pantas dianggap sebagai prospek panas bursa transfer musim panas mendatang.
Pada musim lalu bersama Eintracht Frankfurt, Daichi Kamada banyak dioperasikan sebagai gelandang sentral bersama Djibril Sow dalam formasi 3-4-2-1.
Semenjak kedatangan Mario Gotze pada bursa transfer musim panas lalu, pos gelandang serang lebih diperuntukkan bagi playmaker senior Jerman tersebut. Namun meski demikian permainan Kamada tetap brilian.
Oleh pelatih Oliver Glasner ia masih menjadi salah satu penampil reguler di Liga Jerman dengan total menit bermain 3.454 menit dengan rincian 47 pertandingan dan mencetak 16 gol serta 7 assist musim lalu.
Dengan bermain lebih dalam, Frankfurt bisa memanfaatkan kelebihan Kamada dalam bertahan. Menurut statistik dari FBref, ia termasuk dalam defender terbaik di klub tersebut.
Dengan 21 tekel sukses, Kamada adalah penjegal terbaik kedua milik Frankfurt dan hanya kalah dari bek sentral dari Brasil yakni Tuta (23).
Ia sama sekali tidaktakut melakukan duel dengan pemain lawan yang tengah melakukan drive sehinggah dari 40 percobaan ia bisa mencatatkan sukses sebeesar 52%.
Catatan performanya itu sebenarnya sudah membuktikan bagai kualitas Kamada untuk bisa menambal lubang yang ditinggalkan oleh Sandro Tonali ke Newcastle United.
Bisa Berguna Untuk AC Milan
Sayangnya transfer Kamada memang berpotensi besar untuk gagal ke AC Milan. Padahal semua kesepakatan sudah selesai, namun pemecatan Maldini membuat transfer pemain Jepang ini menjadi ambyar.
Menurut Calciomercato.com, Kamada sangat dekat untuk bergabung dengan Milan dengan status bebas transfer antara akhir Maret dan awal April.
Kemudian pemecatan Paolo Maldini dan Ricky Massara menunda negosiasi, yang kini benar-benar ditinggalkan juga karena alasan taktis.
Geoffrey Moncada dan Giorgio Furlani berkonsultasi dengan Stefano Pioli mengenai rencananya dalam hal sistem dan formasi.
Dan pelatih mengatakan kepada mereka bahwa dia tidak berpikir pemain internasional Jepang itu akan cocok untuk formasi 4-3-3 yang ingin dia gunakan musim depan.
Sebagai gantinya, Pioli meminta klub untuk mendatangkan gelandang serang lain seperti Christian Pulisic, Ruben Loftus-Cheek dan yang terbaru adalah Samuel Chukwueze.
Padahal menurut jurnalis Tuttormercatoweb, Carlo Pizzigoni, kehadiran Kamada bisa sangat berguna untuk AC Milan lantaran pemain ini cukup bagus.
"Kamada adalah pemain yang mungkin tidak spesial tetapi kehadirannya bisa sangat berguna untuk tim," tulis Pizzigoni.
Dia juga mungkin tidak akan gagal seperti Charles De Ketelaere yang musim lalu tidak berguna untuk AC Milan, meski dilabeli sebagai wonderkid.
"Dalam diri Kamada, AC Milan akan menemukan pemain yang bagus dalam memasukkan dirinya ke organisasi penyerangan."
"Tetapi dalam waktu bersamaan, dia juga bekerja keras dan bisa mengaplikasikan sepak bola yang ingin ditemukan lagi oleh Stefano Pioli."
"Mendapatkan pemain seperti ini secara gratis adalah operasi yang sempurna bagi Paolo Maldini dan Ricky Massara," lanjut Pizzigoni.