Enam Kiper Bidikan Inter Milan, Siapa yang Paling Dekat Kualitasnya untuk Jadi Suksesor Andre Onana?
Yann Sommer saat ini adalah kiper cadangan milik Bayern Munchen. Ia diboyong dari Borussia Monchengladbach pada Januari 2023 lalu.
Hadirnya Yann Sommer di skuad Bayern Munchen untuk menggantikan sementara Manuel Neuer yang mengalami cedera panjang.
Artinya, ada potensi Yann Sommer untuk jadi cadangan mati jika Neuer kembali fit di Bayern Munchen. Oleh sebab itu, Yann Sommer layak memutuskan untuk hengkang mencari klub yang bisa memberikan garansi bermain reguler.
Inter Milan bisa menjadi opsinya untuk jangka pendek. Hanya saja Inter perlu segera mencari kiper baru lagi, karena Sommer sudah tidak lagi muda yakni 34 tahun.
Pemain internasional Swiss itu memiliki klausul pelepasan sekitar €6 juta, tapi Inter berharap dapat merekrutnya seharga 4 juta euro.
Inter juga mempertimbangkan dua kiper veteran dari Premier League, yakni De Gea dan Lloris. De Gea juga menjadi opsi darurat bagi Inter karena status sang pemain saat ini tanpa klub.
De Gea bebas transfer usai kontraknya habis di Manchester United dan tidak diperpanjang. Inter pun bisa mengaetnya secara gratis.
Hanya saja, tipikal gaya bermain De Gea jauh berbeda dari Onana dan kebutuhan startegi Simone Inzaghi, yang ingin kiper ikut berperan memainkan bola dan membangun serangan.
Adapun Hugo Lloris bakal kesulitan mendapat menit bermain di Spurs setelah kedatangan Guglielmo Vicario dari Empoli.
Oleh karena itu Inter berpeluang memboyong kiper berusia 36 tahun itu untuk babak akhir dalam karirnya. Tetapi sulit untuk diwujudkan.
Kemudian ada kiper Paris Saint-Germain, Keylor Navas, yang menghabiskan musim lalu dengan status pinjaman di Nottingham Forest.
Pemain internasional Kosta Rika berusia 36 tahun itu memainkan peran kunci dalam membatu Forest bertahan di Premier League.
Mengingat ia tidak masuk dalam proyek PSG, maka Inter dapat mencoba memberinya tantangan baru di Serie A. Kemudian Emil Audero.
Dari segi pengalaman, Emil sudah masuk dalam persyaratan untuk jadi kiper Inter Milan karena ia lama jadi penjaga gawang Sampdoria.
Pemain berusia 26 tahun ini kemungkinan besar akan meninggalkan Blucerchiati di musim panas ini setelah Liguria terdegradasi ke Serie B.
Tetapi Inter masih belum menunjukan keseriusannya memboyong pemain berdarah campuran Italia-Indonesia itu. Artinya kualitas kiper belum sesuai keinginan Inzaghi.
Dua Nama Bersaing Ketat
Di posisi teratas dalam daftar target Inter Milan untuk jadi kiper utama musim depan masih ditempati oleh bintang Shakhtar Donetsk, Anatoliy Trubin.
Secara kualitas, memang Trubin lah yang paling pas, memang namanya bersaing ketat dengan Yann Sommer. Trubin sendiri masih berusia amat muda untuk seorang kiper, yakni 21 tahun.
Sedangkan Yann Sommer saat ini telah menginjak usia 34 tahun.
Saat Trubin baru merasakan debut profesional bersama Shakhtar Donetsk pada 2019, Yann Sommer telah menjadi andalan Borussia Monchengladbach di Jerman.
Dengan melihat fakta itu, dapat disimpulkan bahwa Yann Sommer lebih berpengalaman ketimbang Trubin yang baru tiga tahun berkiprah di level profesional.
Tapi Inter Milan tak hanya melihat pengalaman saja, melainkan kualitas keduanya untuk menentukan siapa yang akan jadi pilihan utama di bawah mistar, maka menarik melihat kualitas keduanya.
Yann Sommer tercatat punya persentase penyelamatan sebanyak 74,2 persen per 90 menit, dan hanya membiarkan 1,3 gol saja bersarang ke gawangnya per 90 menit.
Sedangkan Trubin yang masih berusia muda, hanya mencatatkan penyelamatan sebesar 71 persen per 90 menit dan kebobolan 2,1 gol per 90 menit.
Sekilas, catatan Trubin begitu buruk. Tapi jika melihat konteksnya lebih jauh, Trubin menghadapi rata-rata 6,9 tembakan ke gawang per 90 menit dan membuat 5 penyelamatan per 90 menit.
Sedangkan Yann Sommer tercatat menghadapi 4 tembakan ke gawang per 90 menit dan mampu membuat 2,73 penyelamatan per 90 menit.
Beralih ke kemampuan menggunakan kaki atau sebagai pembangun serangan, Yann Sommer rata-rata melepaskan 8,42 operan per 90 menit dan membuat 3,12 operan sukses saja dengan akurasi operan sebesar 37,1 persen.
Sedangkan Trubin rata-rata membuat 13,70 operan dan membuat operan sukses sebanyak 5,3 kali per 90 menit dengan akurasi operan sebesar 38,7 persen.
Untuk akurasi operan ini, baik Yann Sommer dan Trubin sama-sama punya kekurangan. Tapi kemampuan ini bisa ditingkatkan sesuai skema yang diterapkan Inter Milan kelak.