Untung dan Rugi Keputusan 9 Pemain Timnas Indonesia yang Hiatus demi Jadi Polisi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa dengan bergabung bersama abdi negara seperti kepolisian, bisa memberikan jaminan masa tua yang lebih baik buat para atlet.
Di Indonesia, mayoritas para pesepakbola yang telah gantung sepatu dari lapangan hijau masih kerap kesulitan mendapat pekerjaan lanjutan.
Andai ada yang sukses menjadi pelatih pun mereka harus bersaing dengan sejumlah pelatih asing serta pelatih-pelatih lokal lain untuk mendapatkan jabatan di sebuah klub.
Tak heran jika masa depan pesepakbola di Indonesia pasca pensiun tidak terlalu menjanjikan, bahkan banyak yang berakhir tragis lantaran sulit mendapat pemasukan setelah tak lagi merumput.
Namun jika bergabung dengan instansi negara termasuk polisi, maka para pemain tersebut masih bisa mendapat pesangon setelah pensiun.
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2019, diketahui bahwa anggota kepolisian Indonesia mendapat uang pensiunan usai pensiun.
Merujuk pada PP Nomor 20 Tahun 2019, para pensiunan polisi mendapat gaji pensiunan yang beragam berdasarkan golongan mereka.
Rinciannya adalah, Golongan I atau Tamtama sebesar Rp 1.643.500 sampai Rp 2.220.600. Golongan II atau Bintara sebesar Rp 1.643.500 - Rp 3.024.500. Hingga yang tertinggi yakni Golongan V atau Pati sebesar 1.643.500 - Rp 4.448.100.
Meski tak sebesar saat jadi pesepakbola, namun tetap mendapat pemasukan usai pensiun jauh lebih baik ketimbang tidak memiliki pemasukan sama sekali.
Andai resmi bergabung sebagai anggota kepolisian pun para pemain di atas masih tetap bisa tampil sebagai pesepakbola profesional.
Terbukti, sejauh ini ada beberapa anggota polisi yang juga aktif sebagai pesepakbola seperti Sani Rizki Fauzi, Putu Gede Juni Antara, Awan Setho Raharjo hingga Hargianto.
Bahkan di Indonesia sudah ada klub yang berafiliasikan dengan Polri yakni Bhayangkara FC, sehingga para bintang timnas U-20 dan U-20 yang memutuskan jadi polisi diatas berpotensi masih bisa terus merumput.