Profil Raffaello Follieri, Konglomerat Asal Italia yang Siap Akuisisi AS Roma
Sebagai pengusaha, Raffaello Follieri pernah terlibat dalam skandal bernama Vati-Con pada tahun 2008 sehingga dirinya dipenjara selama 4,5 tahun lamanya di Amerika Serikat.
Skandal Vati-Con sendiri merupakan skandal terkait tuduhan Raffaello Follieri menyalahgunakan investasi dari Bill Clinton dan Ronald Burkle untuk membeli Gereja Katolik Roma di Amerika Serikat.
Semua bermula pada 2008 silam, saat Uskup Joseph Anthony Galante dan Keuskupan Camden terlibat skandal yang diberi judul oleh New York Post sebagai ‘A Deal with the Devil’.
Saat itu, Raffaello Follieri membeli sebuah rumah pantai milik Galante pada 2007 dengan harga 400 ribu dolar AS. Setelahnya, Galante membuat pengumuman menjual separuh properti Gereja Keuskupan.
Dari sana, FBI kemudian menggerebek apartemen Raffaello Follieri dan menemukan jurnal dari Anne Hathaway yang memperkuat kasus ini.
Barulah pada Oktober 2008, Raffaello Follieri mengaku bersalah atas dakwaan pembelian Gereja tersebut bernilai 50 juta dolar AS dan dihukum penjara 4,5 tahun.
Setelah bebas pada Mei 2012, Raffaello Follieri dideportasi ke Italia, di mana ia kembali merintis usahanya dan menjadi investor bekerjasama dengan Ronald Burkle.
Disebutkan bahwa Raffaello Follieri sudah memiliki klub Italia, yakni Foggia Calcio, di mana ia mengakuisisi saham klub tersebut sebesar 50 persen bersama Ronald Burkle pada 2018 lalu.
Selain itu, Raffaello Follieri juga pernah mencoba mengakuisisi klub legendaris Serie A, yakni Palermo pada tahun 2018 lalu.
Saat itu, Raffaello Follieri bersaing dengan pengusaha asal Amerika Serikat, dan punya kans besar mengakuisisi Palermo pada 2018.
Bahkan, pembicaraan akuisisi itu berlanjut hingga 2022 lalu, sebelum akhirnya Palermo kini menjadi bagian dari City Football Group milik Sheikh Mansour.
Usai gagal mengakusisi Palermo, akankah Raffaello Follieri berhasil mengambilalih AS Roma di bawah kepemilikan Dan Friedkin?