In-depth

Revolusi Taktik AC Milan: Terapkan Inverted Fullback, Tiru Rival Sekota?

Selasa, 15 Agustus 2023 13:45 WIB
Editor: Subhan Wirawan
© REUTERS/Daniele Mascolo
Selebrasi pemain AC Milan Theo Hernandez merayakan gol kedua pada laga Serie A Italia, Sabtu (06/05/23). (Foto: REUTERS/Daniele Mascolo) Copyright: © REUTERS/Daniele Mascolo
Selebrasi pemain AC Milan Theo Hernandez merayakan gol kedua pada laga Serie A Italia, Sabtu (06/05/23). (Foto: REUTERS/Daniele Mascolo)
Era Baru AC Milan

Masih dari laporan Sempremilan, saat menghadapi Etoile beberapa waktu lalu terlihat Theo Hernandez mendapat peran sebagai inverted fullback yang sering masuk ke tengah atau meninggalkan pos aslinya untuk membantu serangan.

Peran ini mirip dengan wing back pada umumnya, akan tetapi pergerakan inverted fullback tidak sebatas overlap di sisi pinggir lapangan namun juga bisa merangsek ke tengah atau bergabung dengan central defender saat wing back lain melakukan penetrasi.

Artinya dengan menerapkan peran inverted fullback, maka AC Milan akan punya keunggulan dari jumlah pemain di lini tengah.

Dalam taktik inverted fullback, para bek sayap tidak diperbolehkan pasif dan hanya menunggu lawan menyerang.

Fullback dalam taktik ini juga harus bisa berperan dalam menyerang. Jika biasanya fullback saat dapat bola hanya passing ke center back atau ke midfielder, sekarang bek sayap tersebut diharuskan bisa maju menggantikan posisi gelandang bertahan, dan mendorong garis pertahanan semakin ke depan.

Dengan formasi awal 4-3-3, kehadiran inverted fullback bisa merubah skema permainan AC Milan menjadi 2-3-2-3 atau bahkan 2-2-5 saat dua bek sayap di sisi kiri dan kanan sama-sama melakukan overlap.

Di laga melawan Etoile beberapa waktu lalu, terlihat Theo Hernandez atau Piere Kalulu sering berada di area tengah permainan AC Milan.

Kondisi tersebut membuat AC Milan punya banyak opsi untuk alirkan bola, lantaran dua gelandang tengah mereka bakal berdiri bebas tanpa pengawalan.

Skema permainan dengan mengandalkan inverted fullback sejatinya bukan hal yang baru di sepak bola modern, bahkan AC Milan pernah menerapkannya saat masih diperkuat Cafu.

Akan tetapi pergerakan Cafu saat itu tidak sedinamis inverted fullback yang diinginkan Stefano Pioli saat ini.

Di mana sang pelatih ingin memaksa para bek sayap bisa bertugas sebagai gelandang bayangan dan membantu lini tengah menguasai ball possession lebih sering.