Salah satu bek yang diinginkan Shin Tae-yong adalah bek yang bisa dan berani bermain dengan bola. Kemampuan itu dibutuhkan untuk membangun serangan dari bawah.

Kemampuan ini sudah terbukti bisa diperankan Wahyu Prasetyo karena sering dijalankan di PSIS Semarang. Pelatih Gilbert Agius sangat menginginkan pola serangan dimulai dari tendangan kiper Adi Satryo.

Wahyu Prasetyo bukan tipikal bek yang doyan membuang bola. Mantan pemain Persik Kendal ini sangat tenang ketika menghadapi tekanan dari penyerang lawan.

Makanya, dalam beberapa kesempatan, Wahyu Prasetyo bisa mengalirkan bola dari belakang ke lini tengah atau dari belakang langsung ke lini depan dengan mulus.

Kesigapan itu dilengkapi dengan kecepatannya dalam mengejar lawan. Makanya, PSIS termasuk tim yang sukses menahan counter attack lawan karena Wahyu Prasetyo punya kecepatan.

3. Masih Bisa Dikembangkan

Wahyu 'Hulk' Prasetyo baru genap berusia 25 tahun pada 21 Maret 2023 lalu. Ia masih punya waktu panjang untuk dikembangkan sebagai bek tengah yang lebih matang.

FIFA Matchday September ini menjadi waktu emas untuk mengembangkan Wahyu Prasetyo dengan keberadaan Jordi Amat dan Fachrudin Aryanto.

Untuk rekan sepantaran, Wahyu Prasetyo juga punya Andi Setyo Nugroho. Nama-nama tersebut punya pengalaman internasional yang lebih banyak meski di Liga 1 sama-sama sudah matang.

Hal ini pun disadari Wahyu Prasetyo. Ia sadar bahwa pelatih Shin Tae-yong bersama para seniornya bisa memberi hal positif untuk karier ke depannya.

"Pastinya bersyukur. Di Timnas nanti, saya akan mengambil ilmu sebanyak mungkin dan berusaha untuk maksimal baik di latihan dan bertanding saat diberi kesempatan oleh pelatih," ungkap Wahyu Prasetyo.