Sebagai gelandang, Andrea Colpani lebih banyak bermain sebagai gelandang serang. Posisi ini sejatinya tak cocok untuk tim seperti Juventus.

Pasalnya, Juventus memainkan formasi 3-5-2, yang membuat lini tengah hanya ditempati oleh pemain yang bisa menjadi gelandang tengah saja.

Tapi Juventus melalui sang Direktur Olahraga, Cristiano Giuntoli, punya pandangan lain mengapa Colpani dianggap cocok bermain bagi Bianconeri.

Jika melihat kualitasnya, Colpani bisa menjadi pengisi tempat yag bisa ditinggalkan Adrien Rabiot kelak yang kontraknya akan habis pada Juni 2024.

Pasalnya, Colpani dan Rabiot sama-sama pemain dengan insting mencetak gol tinggi dan kerap mengokupasi Final Third atau pertahanan lawan.

Tapi apakah Colpani bisa menggantikan Rabiot kelak jika kontraknya habis bersama Juventus di musim panas 2024?

Jawabannya adalah bisa, mengingat Colpani punya rataan Non-Penalty Goals (NPG) rata-rata sebesar 0,44 NPG per 90 menit.

Lalu, Colpani dan Rabiot punya kemiripan tak cukup aktif membuat peluang, tapi kerap masuk ke Final Third dengan rataan 3,33 kali per 90 menit.

Meski begitu, Colpani unggul atas Rabiot soal dribel, di mana pemain berusia 24 tahun itu rata-rata melancark 3,24 kali dribel dan rata-rata melewati lawan sebanyak 1,93 kali per 90 menit.

Satu keunggulan Colpani atas Rabiot adalah kemampuannya melepaskan tembakan, di mana Colpani melepaskan 2,63 tembakan per 90 menit sedangkan Rabiot hanya membuat 1,43 tembakan per 90 menit.

Dengan kemampuan ini, Colpani akan menjadi pembelia brilian Juventus untuk menggantikan Rabiot yang banyak diincar klub-klub besar Eropa.

Tapi mendatangkan Colpani akan membutuhkan dana besar, mengingat ia baru saja meneken kontrak jangka panjang dengan Monza hingga 2028.