FOOTBALL265.COM - Nama Malut United FC barangkali terdengar asing di telinga penikmat sepak bola Indonesia. Bisa dimaklumi karena peserta Liga 2 2023/24 ini baru berdiri sekitar tiga bulan lalu, sehingga eksistensinya belum sepaten klub lain.
Malut United FC sejatinya adalah peralihan dari Putra Delta Sidoarjo (PDS) yang berubah nama usai resmi diakuisi oleh PT Malut Maju Sejahtera per 28 Mei silam. Mereka pun secara otomatis mengisi slot milik klub asal Jawa Timur itu di Liga 2 musim ini.
Pemakaian nama Malut yang notabene singkatan dari Maluku Utara adalah sebuah keniscayaan mengingat sejak awal klub ini mengusung misi memajukan sepak bola di kawasan Timur Indonesia yang kerap melahirkan banyak pesepak bola berbakat.
Tidak butuh waktu lama setelah berdiri, Malut United langsung tancap gas membangun skuat. Pelatih berkualitas didatangkan, siapa lagi kalau bukan Imran Nahumarury yang tak lain berlabel putra daerah Maluku, plus Yeyen Tumena di pos Direktur Teknik.
Deretan pemain yang direkrut pun bukan kaleng-kaleng karena sebagian dari mereka adalah nama-nama senior jebolan Liga 1, di antaranya Hari Nur Yulianto (eks PSIS), Dedy Gusmawan (eks Persita), Bagus Nirwanto (eks PSS), dan Ilham Udin Armaiyn (eks PSM).
"Sebagai pengelola klub, tentu kami tak ingin melewatkan momentum untuk langsung terlibat dalam kompetisi Liga 2," kata General Manager Malut United FC, Zainuddin Umasangadji, dalam acara rilis skuat di Jakarta, Jumat (1/9/23).
"Kami sadari betul ada harapan besar dari masyarakat Maluku Utara untuk melihat klub sepak bola kebanggaan mereka berlaga di level atas Liga Indonesia," cetusnya.
Diketahui, Malut United FC tergabung di Grup 2 Liga 2 2023/24 bersama klub-klub asal Pulau Jawa, yakni FC Bekasi City, Nusantara United FC, Perserang Serang, Persikab Kab. Bandung, PSIM Yogyakarta, dan PSKC Cimahi.
Ada alasan khusus mengapa Malut United FC dikepung klub-klub Jawa, bukannya sesama Indonesia Timur seperti Persewar Waropen, PSBS Biak, dan Persipura Jayapura.
Rupanya manajemen telah memutuskan untuk bermarkas sementara di Jakarta dengan alasan belum adanya fasilitas stadion yang memenuhi standar pertandingan Liga 2 di Maluku Utara.
Keputusan ini harus diambil Malut United FC sembari menunggu pembangunan stadion baru nan megah yang sedang berlangsung di Sofifi, ibu kota Maluku Utara.
Ya, manajemen tidak ingin setengah-setengah membangun sepak bola daerah mereka. Kelak Malut United FC berpotensi menjadi klub Tanah Air pertama dan satu-satunya yang memiliki fasilitas stadion sendiri.
Ada pun perencanaan Malut United FC terkait stadion adalah tahun pertama bermarkas di Jakarta sambil merenovasi Stadion Kie Raha di Ternate, sedangkan pembangunan stadion baru di Sofifi kabarnya akan selesai dalam tempo tiga tahun (2026).
"Kami sangat serius membangun tim ini dari nol. Kami sudah mengundang pihak-pihak yang satu visi sekaligus merencanakan berbagai kegiatan dalam rangka membangun ekosistem sepak bola di Maluku Utara," jelas COO Malut United FC, Willem D. Nanlohy.
Stadion yang diberi nama Malut United Arena itu dibangun di atas lahan seluas 6 hektare dengan single seat berkapasitas sekitar 25.000-30.000 penonton.
Venue tersebut juga akan dilengkapi dengan berbagai infrastruktur pendukung di sekitar stadion, mulai dari lapangan latihan, wisma pemain dan pelatih, kolam renang, dan beberapa fasilitas penunjang lainnya.
"Malut United merupakan bagian dari investasi sosial pemilik klub dalam upaya membantu masyarakat Maluku Utara. Salah satunya tentu membangun stadion sendiri yang nantinya bisa melibatkan serta memajukan perekonomian sekitar," imbuh Zainuddin Umasangadji.
Peletakan batu pertama pembangunan stadion telah dilakukan pada 14 Agustus lalu oleh Gubernur Maluku Utara, KH Abdul Gani Kasuba, Sultan Tidore Husain Alting Sjah, serta dihadiri Wali kota Ternate, M. Tauhid Soleman.