Liga Italia

Incar Teun Koopmeiners, Juventus Sudah Siap Sikut-sikutan dengan Inter Milan

Sabtu, 9 September 2023 17:38 WIB
Penulis: Agustinus Rosario | Editor: Indra Citra Sena
© REUTERS-John Sibley
Selebrasi Pemain Timnas Belanda, Denzel Dumfries bersama dengan Teun Koopmeiners di Piala Dunia 2022 REUTERS-John Sibley Copyright: © REUTERS-John Sibley
Selebrasi Pemain Timnas Belanda, Denzel Dumfries bersama dengan Teun Koopmeiners di Piala Dunia 2022 REUTERS-John Sibley
Koopmeiners, Busquets dari Belanda

Teun Koopmeiners merupakan pemain sepak bola asal Belanda yang lahir di Castricum, Belanda pada 28 Februari 1998 silam. Sebelum menjadi pemain profesional, Teun Koopmeiners menimba ilmu di akademi AZ sejak usia 12 tahun.

Perkembangan pesat Koopmeiners membuatnya  melakoni debut untuk tim senior AZ Alkmaar pada Agustus 2017 lalu ketika baru menginjak usia 19 tahun. Di sepanjang musim 2017/2018 ia memainkan 31 laga lintas kompetisi.

Ini bukanlah sesuatu yang mudah mengingat AZ Alkmaar adalah tim yang selalu meramaikan persaingan di empat besar Liga Belanda.

Meski kali terakhir menjadi juara adalah pada 2008-2009 silam namun De Kaasboeren masih kerap merepotkan Ajax Amsterdam, PSV Eindhoven, dan Feyenoord.

Musim 2019/2020 menjadi musim breakthrough bagi Teun Koopmeiners yang membuat semakin banyak perhatian tertuju padanya.

Tidak cuma ditunjuk sebagai kapten utama saja saat usianya baru menginjak 21 tahun, namun ia juga menggendong AZ Alkmaar bersaing dengan Ajax demi trofi Liga Belanda.

Total 11 gol dan dua assist sukses Koopmeiners bukukan dari 25 penampilan domestik meski pada akhirnya harus melihat Ajax menjadi kampiun dengan selisih gol saja.

Hal itu membuat Atalanta kemudian memboyongnya di bursa transfer musim panas 2021 dengan mahar Rp243 miliar.

Sebagai gelandang, ia memang tidak diberkati dengan keunggulan fisik namun teknik serta visi bermainnya di atas rata-rata. Teun Koopmeiners bersinar ketika ia diletakkan di tengah lapangan dengan tugas menjadi pengatur ritme

Peran ini cukup mirip dengan gelandang legendaris Barcelona dan Spanyol, Sergio Busquets, yang juga tidak memiliki fisik kokoh namun tetap bisa mengendalikan permainan dengan bantuan kepalanya.