In-depth

Berkat Inzaghi Kini Lautaro Martinez Masuk Buku Catatan Sejarah di Inter Milan

Selasa, 10 Oktober 2023 13:28 WIB
Editor: Juni Adi
© REUTERS/Alessandro Garofalo
Federico Dimarco merayakan gol Henrikh Mkhitaryan bersama Nicolo Barella, Lautaro Martinez, dan Edin Dzeko di laga AC Milan vs Inter Milan (11/05/23). (Foto: REUTERS/Alessandro Garofalo) Copyright: © REUTERS/Alessandro Garofalo
Federico Dimarco merayakan gol Henrikh Mkhitaryan bersama Nicolo Barella, Lautaro Martinez, dan Edin Dzeko di laga AC Milan vs Inter Milan (11/05/23). (Foto: REUTERS/Alessandro Garofalo)
Lautaro Martinez Kembali

Kemudian Antonio Valentin Angelillo, pemain kedua yang bisa membuat dua digit gol dalam 8 pertandingan awal Liga Italia. Itu terjadi di musim 1958/1959 dengan torehan 16 gol.

Torehan itu bahkan menjadi rekor gol terbanyak yang bisa dibuat seorang pemain di Inter Milan dalam 8 laga awal Serie A. Angelillo bergabung dengan Inter Milan pada Juli 1957.

Ia sukses mencatatkan 80 gol dalam 128 laga di seluruh kompetisi bersama Inter Milan selama 4 tahun. Angelillo lalu hengkang ke AS Roma pada Juli 1961.

Martinez kini sejajar dengan dua legenda Inter Milan, Giuseppe Meazza dan Antonio Valentin Angelillo, yang juga mencetak dua digit gol dalam 8 pertandingan awal Serie A.

Sejauh ini, pemain asal Argentina itu telah tampil dalam 248 laga dengan torehan 113 gol dan 38 assist di seluruh kompetisi yang diikutinya bersama Inter Milan.

Pasang Surut Penampilan Lautaro Martinez

Lautaro Martinez sendiri memang sedang dalam perjalanan menuju legende klub jika ia terus bertahan di Inter Milan dan mempertahankan konsistensi performanya di setiap musim.

Sejak memulai karier profesional di Racing Club, 2015 lalu, ia sudah disorot media. Ketika itu, ia dipanggil tim utama Racing setelah berhasil mencetak 53 gol dari 64 penampilan di tim cadangan.

Tak hanya media, beberapa klub besar juga memonitor kemampuan Lautaro. Real Madrid jadi kesebelasan pertama yang kepincut. Kesempatan bergabung dengan Madrid terlewatkan setelah Lautaro mengaku belum siap meninggalkan Argentina.

Berikutnya ada Borussia Dortmund dan Inter Milan. Keduanya datang nyaris di waktu yang bersamaan pada 2018. Setelah melakoni negosiasi alot yang berujung mahar sekitar 20 juta euro, Inter akhirnya mendapatkan jasa Lautaro.

Di musim debutnya, Martinez tak bisa berbuat banyak karena hanya membukukan 9 gol dan 2 assist dari 35 penampilan di semua ajang.

Minimnya kontribusinya tidak lepas dari kebijakan pelatih Luciano Spalletti yang memainkannya di belakang striker utama Mauro Icardi.

Tetapi di musim keduanya 2019/20 benar-benar jadi pembuktian kualitas Martinez. Kepergian Icardi dan ditangani oleh pelatih baru Antonio Conte, bikin kemampuan sang pemain menonjol.

Formasi 3-5-2 andalan Conte membuat Martinez jadi pemain utama berduet dengan Romelu Lukaku kala itu. Keduanya nyaris tak tergantikan sepanjang musim di lini depan.

Di musim itu, Martinez membuat 21 gol dilanjutkan di musim berikutnya 2020/21 dengan torehan 19 gol. Sayang Lautaro sempat mandul dalam beberapa pertandingan di musim 2021/22.

Pelatih baru Simone Inzaghi disebut sebagai penyebab utama masalah tersebut. Padahal dua musim di bawah Conte, Lautaro tidak pernah memiliki masalah dengan ketajaman dan kreativitas. 

Nyaris setiap pekan Lautaro menyumbangkan gol atau berperan dalam gol yang dicetak oleh Inter. Masalah ketajaman dan kreativitas Lautaro terjadi pada Desember 2021 hingga awal Maret 2022 lalu.

Ia gagal mencetak gol dan membuat assist dalam delapan pertandingan Serie A berturut-turut. Ini pun jadi rekor terburuk Lautaro selama memperkuat Inter.

Perbedaan taktik Inter di bawah Conte dan Inzaghi dianggap menjadi penyebab. Di bawah Conte, Lautaro diberi peran free role. 

Ia bisa saja berada di belakang atau di depan Lukaku. Sementara itu, di era Inzaghi, Lautaro kerap dimainkan di belakang Edin Dzeko yang menjadi pemantul.

Musim ini, ia kembali jadi lakon utama setelah kepergian Dzeko dan Lukaku. Berduet dengan Marcus Thuram, Lautaro Martinez jadi ujung tombak utama dengan torehan 10 gol sejauh ini di semua ajang untuk Inter Milan.