Salah satu agen pemain ternama, Andrey Grushin asal Rusia memberi tawaran pada Razzaa Fachrezi, pemain jebolan Persija untuk bermain di dalam negeri hingga luar negeri.

Andrey Grushin pula yang membawa Barnabas Sobor merantau ke Lithuania, namun pemain asal Papua itu sebagai pemain pro yang dikontrak dan mendapat gaji dari klub.

Ayah Razzaa, Teuku Arlan Perkasa Lukman mengaku hal ini membuatnya bimbang, sebab ia tidak ingin Razzaa terlalu cepat untuk teken kontrak sebagai pemain profesional.

"Pada waktu Razzaa mendapat tawaran ini, saya bilang ini tidak apple to apple, karena yang satu penawaran kontrak pro, yang dari Amerika mendapatkan beasiswa."

Akhirnya, sang agen memberikan jalan tengah. Razzaa bisa tetap melanjutkan pendidikan di Spanyol, dan juga berlatih sepak bola bersama Rayo Vallecano C.

"Andrey menawarkan ke Razzaa, bagaimana kalau dia dapat beasiswa di Spanyol. Razzaa tidak mendapat gaji, hanya mendapatkan fasilitas latihan, tempat tinggal apartemen, dan makan tiga kali sehari, dan seragam tim."

"Kalau dia mau jajan sebagai layaknya anak 19 tahun, ya uang bapaknya mesti keluar, karena dia tidak mendapat penghasilan," jelas Arlan.

"Jadi, kontrak yang dia lakukan kemarin memang adalah kontrak untuk masuk ke akademi Rayo. Akademi ini dikelola oleh Rayo Vallecano dengan Genova," imbuhnya.

"Kalau di sana (Spanyol), tim Rayo Vallecano hanya ngurusin A sama B saja. Tim C, D, sama International Classes itu diurus sama mitranya, Genova, mereka collabs."

Dengan demikian, Arlan menegaskan bahwa Razzaa Fachrezi tidak menyetorkan sepeser pun uang untuk berseragam Rayo Vallecano, karena statusnya adalah sebagai siswa yang mendapat beasiswa untuk berlatih sepak bola.