Peduli Pendidikan, Razzaa Fachrezi Eks Persija Tunda Main Profesional di Spanyol
Ayah dari Razzaa Fachrezi, Teuku Arlan Perkasa Lukman menuturkan bahwa sejak awal Razzaa berstatus sebagai pelajar, dan bukan merupakan pemain pro di klub Rayo Vallecano.
"Apakah Razzaa bisa bermain di tim B? Dia harus punya kontrak profesional, dan saya tidak pernah mau Razzaa cepat-cepat profesional," tegas Arlan Lukman.
"Razzaa ke luar negeri bukan untuk pro, bukan untuk dibayar. Harapan saya, dia masuk ke sana hanya semata-mata belajar sepak bola," ujar pejabat Komite Olimpiade Indonesia tersebut.
"Kalau dia memang qualified, nanti dia entah main di tim B, berarti dia harus tanda tangani kontrak Pro, menanggalkan status amatirnya. Lupakan student athlete, lupakan online class, lupakan belajar Bahasa Spanyol," jelasnya.
Sebagai orang tua, Arlan menegaskan bahwa Razzaa masih jadi tanggung jawabnya. Pemain jebolan Timnas Indonesia U-19 itu belum saatnya mencari uang dari sepak bola.
"Memang dari awal, orang tua dan Razzaa sendiri, kami tidak mau terburu-buru turun di profesional, dia tetap harus belajar."
"Saya bilang, fase kamu belajar sampai umur 23 tahun, kalau kamu bisa dapat kontrak Pro, kita ngomong lagi nanti. Untuk detik ini, sejak Razzaa lulus SMA, dia harus menjadi student athlete."
"Mau di Rayo Vallecano, mau di Persija, dia harus utamakan belajar, baik itu kuliah offline atau online, tetapi fokusnya belajar, sambil dia bermain sepak bola."
"Sekarang dia sedang menuntut ilmu di akademinya Rayo Vallecano. Jadi, sampai saat ini, kontraknya Razzaa belum kontrak profesional," tukas Arlan Lukman.
Sebelumnya, Razzaa Fachrezi juga mencari peluang student athlete di Amerika. Hanya saja, beasiswa yang diberikan cukup kecil, sehingga ia lebih memilih ke Spanyol.