FOOTBALL265.COM - Derby Jatim antara Persik Kediri kontra Persebaya Surabaya di lanjutan Liga 1 2023/2024 sejatinya berlangsung ketat dan seru di Stadion Brawijaya Kediri, Jumat (27/10/23).
Kedua tim saling melancarkan serangan dalam mencapai misi 3 poin untuk perbaikan posisi di klasemen. Sayang, semuanya berubah pada akhir babak pertama.
Zetman Pangaribuan selaku wasit, meniup peluitnya dan menunjuk titik penalti tanda pelanggaran yang dilakukan Song Uiyong terhadap Bayu Otto.
Sontak, Persebaya yang merasa tidak ada pelanggaran, melayangkan protes keras. Dan setelah adu argumen, mendadak sang wasit merubah keputusan.
Keputusan membatalkan penalti lantas merugikan pihak Persik. Tanpa menunggu lama, pemain dan ofisial tim ganti melancarkan protes kepada wasit.
Steward yang merasa situasi menjadi tak kondusif, lantas mengamankan wasit dan 2 asistennya untuk masuk menuju ruang ganti di tengah protes tersebut.
Asisten Wasit 1, Adi Nanda sampai ditarik dengan kencang oleh beberapa steward demi menghidarkan serbuan para pemain dan ofisial tim tuan rumah.
Situasi ini sempat memanas hingga memancing emosi suporter di tribun utama sisi selatan stadion. Segelintir dari mereka bahka melemparkan air minum mineral di gelas plastik.
Akibatnya, laga menuju jeda turun minum itu terhenti sampai 12 menit. Babak pertama yang seharusnya usai pada menit 47, harus molor sampai menit 59.
Setelah berdikusi di ruang ganti, wasit pun sepakat bahwa insiden itu memang bukan pelanggaran. Akhirnya, Persik gagal mencetak gol dan membuat skor imbang 0-0.
Persik Kediri lantas memberikan komentar perihal insiden yang sempat mewarnai kemenangan telak atas Persebaya Surabaya dengan skor 4-0 sore tadi.
Pelatih Persik, Marcelo Rospide sangat menyayangkan kejadian itu. Dia mengkritik sikap wasit yang tidak tegas dalam mengambil keputusan.
"Sebenarnya, tidak terlalu penting apakah (pelanggaran) itu dihukum penalti atau tidak," beber Marcelo Rospide saat post-match press conferrence.
"Yang paling penting adalah soal keputusannya. Bagaimana ia bisa dengan mudah mengganti keputusannya sendiri," sambung pelatih asal Brasil itu.
Marcelo Rospide lantas mencoba melihatnya secara jernih. Karena wasit sebagaimana juga pemain atau pelatih, yang bisa saja salah mengambil keputusan.
"Dia sama seperti kami, manusia biasa yang bisa salah memutuskan. Apalagi jika bekerja dibawah tekanan tinggi," urai Rospide.
Kendati demikian, dia sangat berharap bahwa kericuhan ini tidak lagi terjadi di Liga 1 ke depan. Kuncinya, tentu kinerja wasit harus lebih baik lagi.
"Situasi seperti inilah yang akhirnya membuay FIFA menerapkan VAR (video assistent referee) untuk membantu keputusan yang tepat," ungkap dia.
"Tentu, ini menjadi tugas federasi sepak bola disini untuk memperbaiki kinerja wasit," pungkas pelatih yang sempat membesut tim Liga Tiongkok, Meizou Hakka tersebut.