Sejarah Piala Dunia U-17, Digagas di Asia Tenggara lalu Mendunia
Tidak seperti Piala Dunia senior yang sejauh ini hanya menelurkan juara dari Eropa dan Amerika Latin saja sejauh ini, Piala Dunia U-17 punya sesuatu yang berbeda.
Turnamen ini seolah benar-benar jadi ajang unjuk gigi pemuda-pemuda dari seluruh penjuru planet biru untuk menjadi yang nomor satu.
Tengok saja bagaimana Nigeria adalah negara paling berprestasi di Piala Dunia U-17 dengan kumpulan lima trofi dimana yang terbaru datang pada 2015 silam.
The Golden Eaglets juga bisa menjadi runner-up tiga kali yang menunjukkan jika mereka memang dominan.
Ghana menguatkan warna Afrika berkat kemenangan di 1991 dan 1995. Mereka duduk sebagai raja ketiga dengan penampilan final lain pada 1993 dan 1997.
Kemudian di urutan kedua ada Brasil yang sepertinya bukan sebuah kejutan. Selecao Junior hanya satu tingkat di bawah Nigeria dengan raihan empat trofi.
Wakil Amerika Utara dan Asia yang biasanya hanya jadi penggembira di Piala Dunia senior justru juga bisa berbicara lantang di sini.
Meksiko menggondol dua trofi pada 2005 dan 2011 sementara Arab Saudi muncul sebagai kampiun edisi 1989.
Maka dari itu meskipun hanya sekedar kompetisi level junior, namun Piala Dunia U-17 tidak boleh sama sekali diremehkan. Banyak sekali kejutan yang bisa dilahirkan dalam turnamen yang oleh FIFA sengaja tidak disiapkan hadiah berupa uang tunai tersebut.
Timnas Indonesia U-17 bukan pengecualian. Andai bersiap secara matang dan dipayungi keberuntungan, maka Garuda Muda juga bisa lantang menantang para tamu yang di atas kertas lebih superior.