In-depth

Kesempatan Jovic Balas Budi dan Selamatkan Jabatan Pioli di AC Milan vs PSG

Selasa, 7 November 2023 19:24 WIB
Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
© REUTERS/Russell Cheyne
Luka Jovic di Fiorentina. (Foto: REUTERS/Russell Cheyne) Copyright: © REUTERS/Russell Cheyne
Luka Jovic di Fiorentina. (Foto: REUTERS/Russell Cheyne)
Rapor Apik Musim Lalu

AC Milan sebenarnya diketahui sempat ragu untuk merekrut Luka Jovic dengan lebih dulu mengincar nama-nama lain seperti Mehdi Taremi, Rafa Mir, hingga Jonathan David di bursa transfer.

Namun pada akhirnya klub asuhan Stefano Pioli itu luluh dan mendatangkan sang pemain 25 tahun di deadline day dengan harapan ia bisa menjadi upgrade bagi Divock Origi yang gagal memberi ancaman internal pada Olivier Giroud.

Saat Giroud memiliki 13 gol di Liga Italia 2022/2023, Origi hanya bisa menyarangkan dua saja dari ajang yang sama. Di sinilah Jovic bisa menjadi solusi.

Memang masih terlalu cepat untuk menilai bahwa Jovic telah kembali ke bentuk terbaiknya usai semusim saja membela Fiorentina namun data dari FBref menunjukkan angka-angka yang positif.

Di atas kertas, Giroud terlihat lebih baik dengan 13 gol dari 12,7 angka harapan gol alias xG sementara Jovic justru tampil di bawah ekspektasi karena hanya bisa menyarankan enam gol dari 7,9 xG.

Artinya ada 1,9 gol yang Jovic lewatkan musim lalu. Bahkan Origi masih lebih baik dalam pemanfaatan peluang dengan dua gol dari xG 2,1.

Hanya saja perlu diingat bahwa Giroud dan Origi bermain untuk AC Milan yang jelas memiliki kualitas skuad yang lebih baik ketimbang Fiorentina.

Wajar apabila kedua dapat pasokan bola lebih apik ketimbang Jovic. Hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah operan progresif yang mereka masing-masing terima.

Giroud mendapatkan 152 umpan progresif atau 6,39 per 90 menitnya. Tidak jauh berbeda dengan Origi dengan 6,93 dengan total 79 umpan. Namun Jovic  hanya 75 sepanjang musim dengan rataan 4,41 saja setiap kali berlaga.

Dengan servis yang tidak seberapa namun volume tembakan Luka Jovic masih bisa menyentuh angka 3,29 per 90 menit melebihi Olivier Giroud (3,24) dan tentu saja Divock Origi (2,54).

Untuk urusan link up, Jovic lagi-lagi juga unggul. Tiap 90 menit ia bisa terlibat dalam aksi yang berujung gol maupun tembakan dengan 2,82 aksi di saat Origi dan Giroud tidak ada yang melebihi 2,11.

Jovic jelas masih jauh dari kata striker idaman AC Milan yang siap mengembalikan mereka ke era emas seperti kala lini depan mereka dipimpin Filippo Inzaghi, Andriy Shevchenko, maupun Marco van Basten.

Hanya saja kesempatan untuk dirinya membuktikan diri pantas untuk diberikan mengingat pada awalnya potensi untuk menjadi besar memang sudah ada.

Bila mampu mengembalikan Luka Jovic ke performa terbaiknya, maka AC Milan akan untung besar dari bisnis mereka dengan Fiorentina di bursa transfer lalu.

Partai sekelas Liga Champions melawan PSG jelas sepertinya akan jadi panggung yang sulit baginya untuk membalikkan nasib namun juga bukan sesuatu yang mustahil.