FOOTBALL265.COM - Ada tiga fakta menarik setelah Barnabas Sobor resmi berseragam PSIS Semarang di Liga 1 Indonesia 2023/24. Ada ancaman serius yang membuat Sobor bisa kehilangan menit bermain lagi.
Perjalanan karier Barnabas Sobor sangat berliku. Hanya sebentar saja menjadi bagian tim FK Riteriai di Lithuania, Sobor pulang ke Indonesia untuk menjadi bagian tim Kalteng Putra di Liga 2 2023/24.
Ternyata, Kalteng Putra berisikan pemain-pemain senior yang sebelumnya bermain di Liga 1. Alhasil, Barnabas Sobor hanya jadi cadangan dan hengkang lagi demi mencari menit bermain.
PSIS Semarang menjadi pelabuhan barunya. Namun, ancaman kehilangan menit bermain terasa lebih nyata. Apalagi tantangan yang akan dihadapi Sobor? simak ulasan berikut ini.
1. Persaingan Super Ketat
PSIS Semarang merupakan tim yang memiliki kedalaman skuat berkualitas. Tak sekadar bergantung 11 nama, belasan pemain lain di bangku cadangan juga memiliki kualitas yang tak kalah mumpuni.
Barnabas Sobor merupakan pemain yang bisa berperan sebagai bek tengah dan bek sayap. Posisi ini menjadi yang paling mengerikan di tim Mahesa Jenar.
Di pos bek tengah, PSIS punya duet Wahyu Prasetyo dan Lucas Gama yang tak tergantikan. Jika salah satunya absen karena cedera atau akumulasi, PSIS masih punya Bayu Fiqri dan Alfeandra Dewangga.
Persaingan bek tengah yang super ketat memaksa Muhammad Sabillah hengkang. Ia pilih gabung tim lain di Liga 1 karena hanya jadi cadangan dalam 17 pertandingan.
Situasi di sektor bek sayap juga tak kalah mengerikan. Fredyan Wahyu menjadi sosok tak tergantikan di pos bek kanan. Sebagai pelapis ada Bayu Fiqri yang bisa berperan sebagai bek kanan.
Sementara di pos bek kiri, PSIS punya Haykal Alhafiz dan Gio Numberi. Keduanya sering dimainkan bergantian karena secara kualitas sama-sama bagus.
2. Adaptasi Taktik Agius
Keputusan Barnabas Sobor gabung Kalteng Putra di Liga 2 2023/24, sepulang dari Lithuania terbilang blunder. Di Kalteng Putra ada banyak pemain senior, baik di posisi bek kiri maupun bek tengah.
Alhasil, Barnabas Sobor sulit mendapatkan menit bermain meski hanya di level Liga 2. Bahkan, dalam beberapa pertandingan, Barnabas Sobor juga tak masuk line up karena ketatnya persaingan di sektor belakang.
Untung saja Barnabas Sobor bisa meyakinkan Gilbert Agius setelah dua pemain menjalani trial di PSIS Semarang. Kini, perjuangan di klub baru sudah dimulai.
Tak sekadar persaingan super ketat, Barnabas Sobor juga dihadapkan pada fakta tentang adaptasi strategi Gilbert Agius. Pelatih asal Malta ini melakukan pendekatan taktikal yang sangat mendalam.
Sentuhan Agius terbukti efektif untuk membawa PSIS naik ke zona tiga besar Liga 1 2023-2024 hingga pekan ke-19. Maka, Barnabas Sobor harus mempelajari taktik yang diinginkan Gilbert Agius.
Jeda FIFA Matchday wajib dimanfaatkan Barnabas Sobor untuk mengenali cara bermain PSIS. Dalam sesi latihan, Barnabas berpotensi dipasang di pos bek tengah karena Wahyu Prasetyo sedang bersama Timnas Indonesia.
Jika kesempatan ini terbuang percuma, Barnabas Sobor bisa jadi langganan cadangan lagi seperti yang dialami Muhammad Sabillah. Di usia yang baru 20 tahun, Barnabas Sobor butuh banyak menit bermain agar terus berkembang.
3. Tuah Pemain Muda
Satu hal yang mungkin bisa sedikit melegakan Barnabas Sobor adalah tuah pemain muda di PSIS Semarang. Ada banyak pemain muda yang cepat berkembang ketika masuk PSIS.
Gio Numberi menjadi salah satu nama yang bersinar setelah gabung PSIS. Pada musim ini, Gio Numberi sudah bermain 17 kali dengan rincian 14 kesempatan sebagai inti dan tiga kali jadi pemain pengganti.
Hal sama juga didapatkan Bayu Fiqri. Setelah kesulitan mendapat menit bermain di Persib Bandung, Bayu Fiqri menjadi opsi starting eleven sejak musim lalu.
Satu nama paling bahagia ketika gabung PSIS adalah Muhammad Adi Satryo. Kiper langganan bangku cadangan di Persik Kediri ini nyaris tak tergantikan setelah gabung PSIS pada putaran kedua musim lalu. Adi pun kembali dipanggil Timnas U-23.
Bisa dibilang PSIS sukses 'memaksa' pemain muda untuk terus berkembang. Bukan tak mungkin Barnabas Sobor bisa mengulang momen berkarier di luar negeri, setelah dipoles PSIS layaknya Pratama Arhan.
"Saya akan bekerja keras untuk tim ini dan semoga bisa membawa PSIS berprestasi. Dan di sini banyak juga teman-teman dari Papua sehingga memudahkan saya untuk beradaptasi," tegas Barnabas Sobor.