Apakah Allegri Benar-benar Membutuhkan Jadon Sancho di Juventus?

Kalau bicara tentang statistik performa, Sancho bisa dikatakan luar biasa. Musim lalu bersama Manchester United di semua kompetisi, ia bermain sebanyak 41 pertandingan dengan torehan 7 gol dan 3 assist.
Sancho bukan tipe "one season wonder" atau hanya bagus satu musim. Terbukti di dua musim pertamanya di Old Trafford, ia selalu jadi andalan dan kerap jadi pemain kunci di setiap pertandingan.
Di musim debutnya 2020/21, ia mampu mencatatkan 38 penampilan dan mencetak 5 gol dan 3 assist. Pembuktian kualitas Sancho juga sudah terlihat sejak ia membela Borussia Dortmund.
Terbukti sepanjang kariernya di Dortmund, Sancho selalu menorehkan dua digit gol dan dua digit assist, bahkan saat di umurnya masih 19 tahun.
Total bersama Dortmund, Sancho bermain sebanyak 138 pertandingan, mencetak 50 gol dan 58 assist atau artinya hampir di setiap laga Sancho mencetak gol atau assist.
Dari statistik ini bisa dikatakan Sancho menjadi pemain sayap ideal karena memiliki kemampuan umpan dan mencetak gol sama bagusnya untuk Juventus.
Tetapi apakah ia benar-benar dibutuhkan? bicara butuh atau tidaknya Juventus beli Sancho itu tergantung kepada target klub musim ini.
Musim lalu, Si Nyonya Tua puasa gelar akibat sejumlah permasalah yang melanda klub seperit sanksi pengurangan poin, sehingga gagal rebut scudetto.
Kedatangan Sancho ibarat ingin memberi tahu ambisi Juventus untuk meraih gelar secepatnya karena terakhir mereka bisa angkat trofi adalah musim 2020/21, sebab kalau alasannya kekurangan lini serang sepertinya kurang pas.
Juventus punya pemain sayap antara lain: Federico Chiesa, Kenan Yildiz, Filip Kostic hingga pemain muda potensial dalam diri Samuel Iling-Junior.
Tapi sayangnya memang dari banyaknya pilihan tersebut, hanya Chiesa yang bisa diandalkan musim ini, karena mampu jadi top skor tim bersama Dusan Vlahovic dengan mengoleksi 4 gol.
Musim lalu Juventus memang bisa dibilang sangat bergantung kepada sosok Angel Di Maria, mulai dari urusan membangun serangan, mencetak gol hingga assist juga.
Sayangnya pemain asal Argentina itu harus pergi lantaran kontraknya tak lagi diperpanjang oleh klubm, juga usianya yang sudah tidak lagi muda.
Musim ini Juventus lebih banyak mengandalkan duet Cheisa-Vlahovic di lini depan. Maka dari itu, kedatangan Sancho diharapkan bisa mengurangi "Chiesa sentris" dan menambah variasi serangan.
Untungnya, selain punya kemampuan umpan dan mencetak gol sama bagusnya, Sancho ini tipe pemain yang fluid. Artinya, Sancho bisa dimainkan di lini serang kanan, kiri, dan tengah.
Dengan formasi andalan Juventus 3-5-2, Sancho bisa punya peran, antara lain: Memberikan crossing dari sayap kiri/kanan kepada striker, menusuk ke kotak penalti lawan, menggantikan peran Manuel Locatelli yang berpean mobile.