FOOTBALL265.COM - Persibas Banyumas dan PPSM Magelang bisa dijatuhi sanksi berat yang berlaku hingga musim depan. Kericuhan yang membuat pertandingan terhenti telah mencoreng citra Liga 3 Jawa Tengah.
Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Tengah kembali dibuat pusing dengan ulah oknum di Liga 3. Ada dua pertandingan yang dihentikan sebelum waktu normal rampung pada Rabu (22/11/23).
Pertandingan pertama terjadi di Stadion Satria Purwokerto antara Persibas Banyumas melawan Persibangga Purbalingga. Laga ini dihentikan menit ke-80 akibat kericuhan yang melibatkan oknum suporter tuan rumah.
Diduga kuat oknum suporter itu kecewa lantaran prestasi Persibas jeblok musim ini. Dalam video yang beredar, mereka melakukan perusakan fasilitas Stadion Satria.
Laga lain yang terhenti menit ke-85 adalah PPSM Magelang melawan Persip Pekalongan di Stadion Moch Soebroto, Magelang. Sama seperti Persibas, oknum suporter meluapkan kekecewaan dengan turun ke dalam lapangan.
Ancaman sanksi berat kini menanti PPSM dan Persibas selaku tuan rumah. Hukuman diskualifikasi mungkin tak dilakukan karena langkah PPSM dan Persibas sudah terhenti di Liga 3 Jawa Tengah.
Maka, sanksi lain bisa dijatuhi Komdis PSSI Jawa Tengah kepada Persibas dan PPSM. Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah, Yoyok Sukawi, mengaku kecewa berat atas dua peristiwa tersebut.
"Ini fatal karena pertandingan belum selesai. Asprov PSSI Jateng sangat menyayangkan hal tersebut dan akan mengusut bagaimana hal ini bisa terjadi dengan mempelajari laporan pengawasan pertandingan serta video yang beredar. Selain itu, tentu ada hukuman bagi yang melanggar sesuai dengan kode disiplin," kata Yoyok Sukawi.
Yoyok menyerahkan keputusan pada Komdis PSSI Jawa Tengah. Namun, ia memberi kode bahwa sanksi kepada kedua tim bisa berlaku hingga musim depan karena langkah PPSM dan Persibas sudah terhenti musim ini.
"Sanksinya bisa berupa diskualifikasi dan sanksi tambahan untuk musim depan. Terkait sanksinya seperti apa, biar Komdis PSSI Jateng yang memutuskan," tutur Yoyok Sukawi.
Sebenarnya, Asprov PSSI Jawa Tengah sudah coba mengantisipasi dengan menerapkan regulasi ketat. Dalam pasal 46 regulasi Liga 3 Jawa Tengah, klub memang terancam diskualifikasi terkait invation dan kerusuhan.
"Apabila terjadi invasi dan rusuh di lapangan permainan yang ditimbulkan oleh tim, panpel, penonton dan suporter maka PSSI berhak mendiskualifikasi klub yang bersangkutan dari kompetisi Liga 3 Jawa Tengah 2023 dan seluruh pertandingan yang sudah dijalankan akan dihapuskan serta lanjutan sanksi sesuai dengan Kode Disiplin PSSI," demikian bunyi pasal tersebut.
Pemukulan Wasit
Sebelum kejadian tersebut, Komdis PSSI Jawa Tengah sudah menjatuhkan banyak sanksi atas pelanggaran yang terjadi di Liga 3. Bahkan, ada beberapa pemain yang terkena skorsing.
Doni Zakaria menjadi pemain yang dijatuhi skorsing enam bulan dan denda Rp15 Juta. Pemain Persiku Kudus itu melakukan pemukulan terhadap wasit.
Doni Zakaria juga kembali mendapat skorsing empat bulan bersama Adit Wafa dan Aan Aris Setiawan karena terlibat perkelahian dengan pemain PSDB Demak.
Selanjutnya, tiga pemain PSDB Demak turut dijatuhi skorsing empat bulan karena terlibat perkelahian dengan pemain Safin Pati FC. Tiga pemain tersebut adalah Tri Hartanto, Farenno Lefrandy Jovan dan Muhammad Wahyu Cahyanto.
Sementara dari kubu Safin Pati FC ada dua nama yang dijatuhi skorsing empat bulan. Keduanya adalah Muhammad Diva Maulana dan Putra Mustopa.
Setelah ini, Liga 3 Jawa Tengah memasuki babak 12 besar. Persip Pekalongan, PSIW Wonosobo, Sragen United, Persibangga Purbalingga, Unsa FC, PSIK Klaten, PSDB Demak, Persik Kudus, PSIP Pemalang, Persab Brebes, Persik Kendal dan Bina Sentra dipastikan lolos.
Asprov PSSI Jawa Tengah bakal lebih kerja keras lagi pada fase ini. Pasalnya, tim-tim tersebut bakal memperebutkan tiket untuk melaju ke putaran nasional Liga 3 2023-2024.
Persip Pekalongan dan PSIK Klaten sudah dipastikan lolos karena menjadi finalis Liga 3 2022 lalu. Kedua tim tinggal mencari pendamping ke putaran nasional.