In-depth

Kualitas Serangan AC Milan Kembali Dipertanyakan Usai Hanya Menang 1-0 Atas Fiorentina

Minggu, 26 November 2023 16:53 WIB
Editor: Juni Adi
© REUTERS/Ciro De Luca
Olivier Giroud berselebrasi usai mencetak gol kedua ke gawang Napoli bersama rekan tim Rafael Leao dan Theo Hernandez pada laga Serie A Italia. (Foto: REUTERS/Ciro De Luca) Copyright: © REUTERS/Ciro De Luca
Olivier Giroud berselebrasi usai mencetak gol kedua ke gawang Napoli bersama rekan tim Rafael Leao dan Theo Hernandez pada laga Serie A Italia. (Foto: REUTERS/Ciro De Luca)
Kualitas Sengatan Serangan AC Milan Bermasalah

AC Milan saat ini sedang dalam krisis kualitas penyerangan usai sejumlah pemain andalannya mengalami cedera, terutama yang bernaluri menyerang.

Saat ini AC Milan kehilangan hingga 10 pemain karena berbagai alasan mayoritas akibat cedera, satu di antaranya sedang menjalani sanksi hukuman kartu merah.

Dari 10 pemain tersebut ada tiga pemain penting di lini depan yang menepi, mereka adalah Noah Okafor, Rafael Leao dan Olivier Giroud. 

Hilangnya mereka sangat terasa hingga memberikan dampak buruk terhadap performa tim di lapangan dalam beberapa laga terakhir termasuk melawan Fiorentina.

Dilihat dari catatan pasca laga, AC Milan memang sangat buruk dalam hal menekan lawan karena cuma bisa menghasilkan 9 tendangan ke arah gawang, 6 di antaranya tepat sasaran.

Berbanding dengan 21 tendangan milik Fiorentina dimana 4 di antaranya tepat mengarah gawang tuan rumah. AC Milan memang bisa mencetak 1 gol tetapi itu dihasilkan dari penalti, bukan open play.

Luka Jovic yang dipasang sebagai ujung tombak didukung tiga pemain bernaluri menyerang di lini kedua, Samuel Chukwueze, Yunus Musah, dan Christian Pulisic, bermain buruk.

Dilansir dari laman FBref, statistik xG dari para pemain di atas tidak ada satupun yang bisa menyentuh angka 1. Jovic hanya 0.5, lalu Chukwueze 0.1, Pulisic 0.1 dan Musah 0.0.

Expected goals atau xG adalah kemungkinan gol yang dicetak oleh seorang pemain dari berapa peluang yang dia ciptakan. Secara sederhana xG bisa dikatakan sebagai gol yang diharapkan.

Data xG tentu saja berguna dalam memperlihatkan efektivitas sebuah serangan atau bertujuan untuk mengukur kualitas sebuah peluang yang tercipta. xG memperhitungkan kemungkinan dari setiap peluang untuk menjadi sebuah gol.

Setiap peluang akhir atau tendangan masing-masing memiliki nilai xG antara nol sampai dengan satu - dengan nol artinya peluang tersebut tidak mungkin menjadi gol, sementara satu peluang itu pasti menjadi gol.

Artinya para pemain lini depan AC Milan di laga melawan Fiorentina tak ada yang bisa menciptakan peluang berbahaya untuk menjadi gol.

Menariknya, Theo Hernandez yang notabenenya adalah seorang bek sayap justru menciptakan xG cukup tinggi di skuad AC Milan melawan Fiorentina yaitu 0.8, tingginya itu berkat ia bisa membuat 1 gol dari titik putih. Sekali lagi dari titik putih.

Ulangi Kesalahan Seperti Lawan PSG

Permasalahan lini depan AC Milan juga sudah terlihat ketika dibekuk oleh PSG di pertemuan pertama babak penyisihan grup Liga Champions beberapa waktu lalu.

Kala itu AC Milan kalah dengan skor 3-0. Persoalan terbesar Rossoneri adalah penyelesaian akhir. Dengan gaya bermain sangat langsung, mereka cukup banyak menghasilkan peluang di laga itu. 

Menurut FBref, kualitas peluang atau expected goals (xG) AC Milan mencapai 4,1. Angka tersebut merupakan tertinggi kedua di grup, hanya kalah dari PSG (4,6 xG).

Di atas kertas, AC Milan dengan besaran xG itu idealnya menghasilkan empat gol jika efisien. Absennya Giroud karena sanksi hukuman kartu merah sangat berpengaruh.

Mereka tak mempunyai striker cadangan yang sama tajamnya. Striker gaek itu sejauh ini sudah menciptakan 8 gol dan 3 assist dari 15 pertandingan di semua kompetisi.

Tak heran jika Stefano Pioli sangat ingin mendatangkan pemain tambahan berposisi sebagai penyerang murni, pada bursa transfer musim dingin nanti. Mau tidak mau harus, jika tidak mereka bisa terlempar jauh dari empat besar.