FOOTBALL265.COM - Manajemen PSMS Medan menyebut dengan kiasan sepak bola Indonesia 'lawak-lawak' andai Surat Peninjauan Kembali (PK) Sriwijaya FC dikabulkan oleh PSSI.
Klub Liga 2 2023/2024 asal Sumatera Selatan, Sriwijaya FC, ternyata belum berhenti dalam upaya untuk mendapatkan kembali pengurangan tiga poin dan dianulirnya hasil imbang 1-1 mereka dengan Semen Padang FC pada 1 Oktober 2023 lalu oleh PSSI.
Pasca mengajukan banding ke Komite Banding (Komding) PSSI dan gagal, ternyata manajemen Sriwijaya melayangkan surat PK atas keputusan sanksi Komite Disiplin (Komdis) PSSI di atas tersebut kepada Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir.
Diketahui, sanski yang diterima Laskar Wong Kito, julukan Sriwijaya, itu buntut laporan dari Semen Padang, perihal Sriwijaya yang tidak menurunkan satu pemain U-21 sebagai starting eleven dan bermain maksimal 45 menit di laga tersebut, sebagaimana dengan regulasi Liga 2 musim ini.
Terlebih, PK yang diajukan Sriwijaya itu di saat Grup 1 Liga 2 musim ini tengah mencapai klimaks. Sebab dari Grup 1 tinggal menyisakan satu tiket lagi menuju ke babak 12 besar, setelah dua tiket lainnya sudah diamankan oleh Kabau Sirah, julukan Semen Padang, dan Persiraja Banda Aceh.
Di mana pada klasemen sementara Grup 1 saat ini, ada tiga tim yang saat ini berpeluang untuk memperebutkan satu tiket terakhir tersebut yakni PSMS, Sriwijaya dan PSPS Riau.
Di mana PSMS saat ini berada di peringkat ketiga dengan 15 poin dari 10 laga yang telah dilakoni, disusul berturut-turut oleh Sriwijaya di bawahnya dengan 13 poin (11 laga) di peringkat keempat dan PSPS dengan 10 poin (10 laga) di posisi kelima.
Terkait PK yang diajukan Sriwijaya tersebut, manajemen PSMS angkat bicara. Melalui Chief Operating Officer (COO) PT Kinantan Medan Indonesia (KMI), Andry Mahyar Matondang menilai, jika PK tersebut dikabulkan, akan mencoreng marwah Komdis dan PSSI secara umum.
"Ini bukan perselisihan antara PSMS dan Sriwijaya, tetapi tidak ada regulasi yang mengisyaratkan terjadinya PK sehingga pengembalian poin itu sama sekali tak memiliki dasar. Artinya tatkala itu terjadi, putusan Komdis itu tidak memiliki wibawa nantinya," ujar Andry Mahyar kepada awak media, Rabu (06/12/23) malam.
Andry berharap, semua pihak dapat mematuhi keputusan Komdis dan Komding PSSI tesebut. Apa lagi, menurutnya tidak ada PK untuk keputusan-keputusan Komdis PSSI.
"Kita berharap agar segala keputusan yang sudah ditetapkan baik oleh PSSI, Komdis maupun PT Liga itu dapat dihormati bersama. walaupun ini haknya Sriwijaya ya untuk mengajukan PK atau apapun namanya, tetapi tidak ada PK untuk keputusan-keputusan Komdis apa lagi yang disyaratkan dalam keputusan-keputusannya tidak boleh banding.
Analoginya adalah, banding saja tak boleh, konon lagi PK," beber pria yang juga berprofesi sebagai advokat itu.
Andry Mahyar menilai andai Ketum PSSI Erick Thohir mengabulkan PK pihak Sriwijaya, tentu PSMS akan dirugikan. Untuk itu dia mengingatkan agar Erick tidak membuat keputusan di luar kapabilitas atau kewenangannya.
"Kalau itu terjadi apakah kemudian akan berpengaruh kepada PSMS? Berpengaruh pasti, tapi tidak juga menutup kemungkinan PSMS masuk 12 besar karena belum tentu juga Sriwijaya bisa mengalahkan kita di kandangnya (pada 17 Desember 2023 mendatang)," ungkapnya.
"Yang pasti segala keputusan yang diambil di luar kapabilitas ketua umum itu tidak boleh terjadi. Kita pasti akan melakukan protes juga apa bila itu merugikan tim kita nantinya. Kalau PK mereka (Sriwijaya) dikabulkan, 'lawak-lawak' sepak bola Indonesia," pungkasnya.