Bola Internasional

Pratama Arhan Petik Pelajaran dari Kerasnya J League

Rabu, 20 Desember 2023 13:30 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Isman Fadil
© Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Pratama Arham dipercaya menjadi kapten menggantikan Rizky Ridho yang ditarik keluar pada laga Kualifikasi Piala Asia U-23 antara Timnas U-23 vs Taiwan di stadion Manahan Solo, Sabtu (09/09/23). Copyright: © Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Pratama Arham dipercaya menjadi kapten menggantikan Rizky Ridho yang ditarik keluar pada laga Kualifikasi Piala Asia U-23 antara Timnas U-23 vs Taiwan di stadion Manahan Solo, Sabtu (09/09/23).

FOOTBALL265.COM - Pemain Timnas Indonesia, Pratama Arhan dinilai mendapat banyak pelajaran dari kerasnya kompetisi J League. Terlebih perihal kompetisi untuk bisa masuk ke starting Eleven.

Hal ini diutarakan langsung oleh agen, Pratama Arhan, Dusan Bogdanovic. Dusan menilai Pratama Arhan sangat berhak mendapatkan penghargaan setelah bergabung bersama Tokyo Verdy.

Pratama Arhan memang hampir pasti menuju pintu keluar dari Tokyo Verdy. Selama dua musim membela Tokyo Verdy, Pratama Arhan memang sangat minim mendapatkan menit bermain.

Sepanjang karirnya di Tokyo Verdy, Pratama Arhan memang hanya mampu bermain dalam empat kesempatan dan kemas satu assist pada kompetisi resmi. 

Bila ditotal, menit bermainnya pun hanya 256 menit saja di klub yang baru promosi ke J1 League musim depan tersebut. 

Namun demikian, Dusan Bogdanovic menilai kalau sang pemain sebenarnya tidak terlalu kesulitan bersama Verdy. Bahkan disebut eks penggawa PSIS Semarang itu berkembang secara pesat.

“Pratama Arhan tak ada kesulitan di Tokyo, dia sangat-sangat berkembang, pemain-pemain dari JLeague di sana banyak pemain timnas muda.”

“Latihan luar biasa, kadang-kadang harus sadar, banyak kompetisi di Asia Tenggara, pemain kita harus pulang terus dari luar negeri,” ungkap Dusan Bogdanovic.

Dusan menambahkan, Pratama Arhan dan pemain luar negeri Indonesia diharap tidak terganggunya agenda di Asia Tenggara yang banyak. Sebab, para pemain jadi tidak fokus dengan program latihan klubnya.

“Tim-tim Eropa, Jepang, Korea, fokus dari hari ke hari untuk mengembangkan taktik, membangun bersama tim, kadang-kadang itu salah satu hal yang sangat-sangat mengganggu proses perkembangan pemain kita di luar negeri,” tutup Dusan.