4 Pelajaran Juventus dari Tur ke Indonesia
Jawara Serie A Italia musim lalu Juventus baru saja memainkan pertandingan pertamanya dari tur pramusim ke Asia dan Oseania. Tim asuhan Massimiliano Allegri mencatat hasil positif ketika menghadpi tim ISL All Star, dengan menorehkan kemenangan besar 8-1 di Jakarta.
Setelah hanya bermain imbang 0-0 dengan Cesena dalam pertandingan uji coba, Juventus mencatat hasil memuaskan dengan membantai ISL All Star 8-1 dalam tur pramusim pertama di Asia dan Oseania. Meskipun level ISL All Star jauh di bawah La Vechia Signora, skor besar tersebut sangat membantu untuk mendongkrak rasa percaya diri Gianluigi Buffon dan kawan-kawan.
Selain itu pada pertandingan tersebut Allegri menerapkan strategi baru di Juventus. Selama tiga musim terakhir bersama Antonio Conte, Juventus akrab dengan formasi 3-5-2. Meskipun Allegri tetap menjadikan 3-5-2 sebagai formasi utama, pada laga babak kedua melawan ISL All Star dia menerapkan formasi alternatif 4-3-3.
Kunjungan ke Indonesia juga membuktikan bahwa fans Juventus di negara Asia Tenggara tersebut tidak kalah dengan klub sekaliber Manchester United atau Real Madrid. Juventus mendapat sambutan antusias dari para Juventini yang berada di Indonesia.
Berikut adalah manfaat dan pelajaran yang didapat Juventus dari pertandingan melawan ISL All Star di Indonesia:
1. Skuad Juventus Lebih Kompak
Melawan ISL All Star, Massimiliano Allegri menurunkan skuad utama Juventus dengan formasi seperti Antonio Conte. Namun Allegri tidak menurunkan Giorgio Chiellini, Arturo Vidal, dan Carlos Tevez sebagai pemain starter.
Bekas pelatih AC Milan itu menurunkan Martin Caceres, Claudio Marchisio, dan Sebastian Giovinco. Sementara Angelo Ogbonna diturunkan untuk menggantikan posisi Andrea Barzagli yang tidak di bawa dalam tur pramusim ke Asia dan Oseania.
Meski begitu Juventus tetap kuat dan lebih kompak. Caceres, Marchisio, dan Giovinco bisa mengisi peran Chiellini, Vidal, dan Tevez dengan sama baiknya. Artinya skuad inti dan cadangan Juventus saat ini mengalami kemajuan dari sebelumnya.
Caceres, Marchisio, dan Giovinco bisa menjadi pemain penting untuk kompetisi musim 2014-2015.
2. Llorente-Lichtsteiner Makin Padu
Fernando Llorente mencetak hat-trick pada pertandingan melawan ISL All Star. Salah satu striker asal Spanyol itu tercipta berkat umpan matang dari bek sayap Stephan Lichtsteiner.
Gol Juventus dari hasil kerja sama Llorente dan Lichtsteiner bukanlah hal baru. Meskipun berposisi sebagai bek sayap, Lichtsteiner kerap maju ke depan untuk membantu serangan dan memberikan umpan-umpan akurat. Bahkan bek asal Swiss itu sesekali mencetak gol dari posisi sayap kanan.
Pada Serie A musim lalu, beberapa gol yang dibukukan Llorente tidak lepas dari peran Lichtsteiner di posisi kanan. Musim lalu, Llorente membuat 16 gol, sementara Lichtsteiner mencatat delapan assist.
Dan kerja sama apik Llorente dan Lichtsteiner bisa menjadi salah satu senjata penting Massimiliano Allegri pada musim 2014-2015.
3. Strategi Alternatif Allegri
Datang ke Juventus Massimiliano Allegri telah mendapatkan paket striker komplet. Saat ini Juventus memiliki Fernando Llorente yang memiliki tipe sebagai target man. Akurasi dan penempatan Llorente di depan gawang lawan tidak perlu diragukan lagi.
Selain itu Juventus juga memiliki Carlos Tevez sebagai striker pekerja yang rajin turun ke tengah lapangan untuk menjemput atau bahkan mencari bola. Namun pada laga melawan ISL All Star, Allegri tidak boleh lupa bahwa Juventus memiliki Sebastian Giovinco.
Gaya bermain Giovinco hampir mirip dengan Tevez. Striker bertubuh mungil itu memiliki daya jelajah yang cukup tinggi serta memiliki tendangan keras dan berlari cepat. Giovinco bisa menjadi alternatif Allegri untuk musim 2014-2015.
Pada laga tersebut, Allegri sempat mengubah formasi dari 3-5-2 menjadi 4-3-3 dengan menempatkan Simone Pepe dan Kingsley Coman untuk menemani Tevez. Hasilnya ketiga pemain tersebut sama-sama menyumbangkan satu gol.
4. Indonesia Ceruk Pasar Besar
Dibelinya Inter Milan oleh Erick Thohir membuktikan Indonesia sebagai negara pencinta sepakbola yang sangat tinggi. Meskipun saat ini Manchester United, Real Madrid, dan Barcelona masih memegang popularitas dunia, Juventus masih memiliki tempat di hati para fansnya.
Para Juventini hampir memenuhi Stadion Gelora Bung Karno yang memiliki kapasitas sekitar 88.000 ribu penonton. Mereka rela datang lebih awal untuk menyambut kedatangan skuad Juventus, bahkan beberapa di antara mereka datang sejak siang hari karena berasal dari luar kota Jakarta.
Fans Juventus di Indonesia memang sudah menunggu lama untuk melihat idola secara langsung. Walhasil kedatangan Juventus pada pramusim Asia dan Oseania 2014 membuat Juventini menyerbu Stadion Gelora Bung Karno.