x

6 Pesepakbola yang Harus Pensiun di Usia Emas

Jumat, 21 Juli 2017 18:04 WIB
Penulis: Frederica | Editor: Galih Prasetyo
Sebastian Deisler, Michu dan Marco van Basten.

Usia memang menjadi faktor utama yang mendukung karier seorang pesepakbola. Hal itu dikarenakan, usia turut memengaruhi kelincahan, kekuatan fisik, dan juga kemampuan dalam mengolah si kulit bundar.

Umumnya, rentang usia antara 20 hingga 30 tahun merupakan usia emas bagi seorang atlet sepakbola. Pada masa tersebut, mereka mempunyai fisik yang masih muda dan kuat. Terlebih lagi, di usia muda itu, mereka mempunyai banyak kesempatan untuk bisa mengembangkan kemampuan dan performanya.

Baca Juga

Sementara, ketika seorang pesepakbola telah berkepala tiga, dikatakan bahwa kemampuan mereka akan menurun. Fisik yang tidak lagi mendukung juga menjadi penyebab performanya kian memburuk.

Namun nyatanya, masih banyak pesepakbola yang berusia di atas 30 tahun masih memperlihatkan performa yang ciamik. Sebut saja, megabintang Real Madrid, yaitu Cristiano Ronaldo.

Kapten Timnas Portugal, Cristiano Ronaldo.

Di usianya yang sudah berkepala tiga, yaitu 32 tahun nyatanya tidak membuat dirinya menampilkan performa yang buruk. Sebaliknya, kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar justru semakin mantap. Begitu pula dengan catatan gol dan assists yang ditorehkannya.

Terlihat pula dari banyaknya gelar, baik bersama klub ataupun individu, yang berhasil diraihnya sejak menggeluti karier di dunia persepakbolaan. Sebab, semakin banyak seorang pesepakbola diberi kesempatan untuk merasakan 'pertarungan' di lapangan hijau, tentu kemampuan mereka akan semakin berkembang.

Kemampuan baik yang diperlihatkan olehnya pun turut membuat dirinya masih diperhatikan oleh banyak klub besar di Eropa. Bahkan, ia bisa dikatakan sebagai 'ikon' di dunia sepakbola pada zaman sekarang ini.

Megabintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo.

Namun sayangnya, tidak semua pesepakbola mempunyai masa depan yang cerah layaknya seorang Ronaldo. Pasalnya, ada beberapa pesepakbola yang harus menggantung sepatu alias pensiun dari dunia si kulit bundar di usianya yang masih muda atau saat mereka sedang dalam masa keemasan.

Salah satu hal yang menjadi penyebab di balik keputusan pensiun itu tidak lain adalah karena masalah cedera. Selain itu, ada pula masalah lain, yang berasal dari seseorang itu sendiri, yang membuat dirinya merasa mantap untuk pensiun.

Berikut ini INDOSPORT merangkum sederet pemain sepakbola yang memutuskan untuk pensiun di usia emasnya, baik akibat cedera ataupun masalah lain.


1. Eric Cantona

Mantan penggawa Manchester United, Eric Cantona.

Tepat pada 17 Mei 1997 silam, dunia sepakbola dikejutkan dengan berita pensiunnya Eric Cantona. Di usianya yang ke-30 tahun, atau tepatnya 7 hari sebelum berulang tahun yang ke-31, Cantona memutuskan untuk menggantung sepatu.

Pengumuman itu dikabarkan kurang dari satu minggu setelah ia mampu mendapatkan gelar keenamnya di liga atau gelar keempatnya di Liga Primer Inggris.

Keputusannya untuk pensiun tentunya membuat kesedihan di hati para fans The Red Devils hingga sang pelatih, Sir Alex Ferguson. Pasalnya, tiga bulan pasca gantung sepatu, Ferguson pernah menuliskan surat kepada Cantona terkait perasaannya.

"Ketika kami memulai latihan, saya masih tetap menunggu Anda untuk datang seperti biasa. Saya pikir itu sebuah harapan dan bukan realistis," tulisnya, dikutip dari Goal (13/04/17).

Eric Cantona saat memperkuat Manchester United.

Kekalahan telak yang diterima oleh Cantona beserta rekannya di Setan Merah pada laga semifinal Liga Champions kontra Borussia Dortmund dikabarkan menjadi alasan dirinya untuk pensiun.

"Saya tahu Eric merasa sangat kecewa setelah pertandingan melawan Dortmund. Kami semua juga merasa kecewa. Dia bukan satu-satunya orang yang berada dalam pertandingan itu. Kami semua merasa patah hati dan merasa seharusnya bisa lanjut ke partai final," tutur sang manajer, sebagaimana ditulis laman resmi Manchester United (06/12/12).

Namun, setelah 20 tahun lamanya menghilang dari dunia si kulit bundar, pria yang kini berusia 51 tahun itu pun mengungkapkan alasan di balik keputusannya untuk pensiun dari Old Trafford.

Eric Cantona saat membela Manchester United.

Daily Star (24/02/17) memberitakan, Cantona mengakhiri karier sepakbolanya karena sudah merasa tidak bersemangat lagi.

"Saya kehilangan semangat dan gairah saya dalam pertandingan. Ketika saya berusia 20 tahun, saya berjanji bahwa saya akan pensiun ketika kehilangan semangat, meskipun saya masih berusia sangat muda," jelas Cantona.

"Mereka tidak percaya kepada saya, tetapi memang itulah yang saya lakukan."

Selama 14 tahun lamanya menggeluti bidang sepakbola, Cantona telah membela 8 klub, baik klub utama atau sebagai pemain pinjaman. Totalnya, pria kelahiran 24 Maret 1966 itu telah mencatatkan 90 gol dan 5 assists dari 197 laga pertandingan yang diikuti di semua kompetisi.

Berbagai gelar bergengsi pun telah diperolehnya, seperti 4 trofi Liga Primer Inggris, 2 Piala FA, 3 trofi Charity Shield, 1 gelar Piala Prancis, serta prestasi individu.

Eric Cantona.

Setelah masa pensiun, pencinta sepakbola seakan kehilangan sosok legenda. Ia pun pernah kembali ke dunia si kulit bundar untuk menjadi seorang manajer klub Timnas Sepakbola Pantai Prancis dan Direktur Olahraga New York Cosmos. Tepatnya pada 2012, ia pun benar-benar pensiun dari dunia sepakbola.

Dikutip dari Goal (13/04/17), Eric pun dikabarkan pernah mencicipi dunia pertelevisian, politik, hingga fotografi.

"Saya lebih senang untuk bebas dan memikirkan untuk hari esok. Saya ingin terus melihat ke depan, mempunyai ambisi, semangat, dan tujuan yang baru."

Meskipun sudah tidak menggeluti karier di dunia persepakbolaan, pria asal Prancis itu mengatakan tetap mencintai Manchester United.

"Saya mendukung United, selalu, di seluruh hidup saya. Saya akan meninggal dengan United selalu ada di hati saya," ungkapnya.


2. Hidetoshi Nakata

Hidetoshi Nakata.

Hidetoshi Nakata, pesepakbola Jepang yang juga masuk dalam daftar pemain yang memilih untuk pensiun di usia keemasannya, yaitu di usia 29 tahun.

Keputusannya untuk menggantung sepatu di usianya yang masih muda pun mengagetkan publik, tidak hanya di Jepang saja tetapi juga di dunia. Sebab, semasa dirinya menjadi seorang pesepakbola, ia lebih banyak bermain di Italia.

Hidetoshi Nakata saat membela AS Roma.

Selama 11 tahun mengembangkan performanya di dunia si kulit bundar, pria kelahiran 22 Januari 1977 itu telah bermain untuk tujuh klub. Sebagian besar klub yang dibela merupakan klub yang berlaga di Serie A Italia, seperti AS Roma, Bologna, Fiorentina, Perugia Calcio, dan Parma Calcio. Ia pun mengaku merasa kerasan dengan sepakbola Italia.

"Saya mendapatkan tawaran yang menggiurkan dari Prancis dan juga Inggris. Namun sejak masih kecil, saya memandang Serie A Italia sebagai liga yang paling indah," tuturnya, dikutip dari Goal (28/01/17).

Hidetoshi Nakata saat berseragam Fiorentina.

Kabar pensiunnya Nakata dari dunia sepakbola dikatakan bukan karena masalah fisik. Media Forza Italian Football (16/01/14) memberitakan alasan pasti sang pemain memutuskan untuk pensiun, di kala masih menyisakan kontrak satu tahun bersama dengan Fiorentina.

"Hari demi hari saya menyadari bahwa sepakbola telah menjadi bisnis yang besar. Saya merasa saat ini klub bermain hanya demi uang dan bukan karena kesenangan. Saya selalu merasa setiap tim itu seperti keluarga, tetapi sayangnya hal itu tidak lagi terlihat. Saya sedih, dan itulah alasan mengapa saya pensiun," jelas pria berusia 40 tahun itu.

Seperti yang dikutip dari Bleacher Report (03/02/12), kini Nakata telah beralih ke dunia modelling dan fashion.


3. Marco van Basten

Marco van Basten.

Cedera memang menjadi musuh utama dari seorang pesepakbola. Seperti yang dialami oleh Marco van Basten. Di kala dirinya berusia 30 tahun, ia pun terpaksa harus menggantung sepatu akibat cedera engkel yang dialaminya.

Pemain legendaris asal Belanda ini hanya membela dua klub semasa menjadi seorang pesepakbola profesional, yaitu Ajax Amsterdam (1982-1987) dan AC Milan (1987-1995). Pada masa keemasannya bersama klub asal Italia itu, Basten mengalami musibah.

Marco van Basten, mantan pemain AC Milan.

Sebagaimana diberitakan Goal (21/03/13), cedera tersebut didapatkan ketika melakoni pertandingan kontra A.C. Ancona (saat ini bernama US Ancona 1905). Akibat cedera parah itu, pria berusia 52 tahun tersebut harus menjalani serangkaian operasi.

Sayangnya, pada Agustus 1995, ia pun harus menerima kenyataan bahwa dirinya tidak bisa kembali fit seperti dulu. Setelah itu, Basten pun memberikan pengumuman pensiun dari dunia persepakbolaan, di usianya yang ke-30 tahun 10 bulan.

Marco van Basten (kiri) saat memperkuat AC Milan.

Setelah 22 tahun tidak menjadi seorang pemain sepakbola, Basten pernah mengungkapkan perasaannya. Dilansir dari Pandit Football (21/01/17), pria kelahiran 31 Oktober 1964 itu merasa menyesal karena harus menghentikan karier di masa keemasannya.

"Keputusan pensiun merupakan hal yang paling saya sesali karena membuat saya gagal meraih lebih banyak kemenangan," katanya.

Meskipun tidak lagi menjadi seorang pemain sepakbola profesional, Basten pernah menggeluti bidang kepelatihan. Sejak 2003 hingga 2016 lalu, Basten meniti karier sebagai seorang manajer di klub Jong Ajax, Tim Nasional Belanda, Ajax Amsterdam, Heerenveen, dan juga AZ Alkmaar.


4. Owen Hargreaves

Owen Hargreaves saat memakai jersey Manchester City.

Pesepakbola lainnya yang harus merelakan karier sepakbola di usia keemasannya karena cedera ialah Owen Hargreaves. Hargreaves sendiri dikatakan sebagai salah satu gelandang Inggris yang mempunyai potensi untuk menjadi pemain bintang.

Pria yang kini berusia 36 tahun itu memperlihatkan performa yang ciamik kala memperkuat klub raksasa Bundesliga Jerman, Bayern Munchen. Torehan apik pun dicatatkan olehnya bersama klub berjuluk The Bavarians itu, yaitu 10 gol dan 26 assists dari total 218 laga pertandingan yang dilakoni.

Owen Hargreaves kala membela Bayern Munchen.

Selama tujuh tahun membela klub yang bermarkas di Allianz Arena itu, Hargreaves ikut memberikan banyak gelar, seperti 4 trofi Bundesliga Jerman, 3 gelar Piala Jerman, serta masing-masing 1 gelar DFL-Ligapokal (saat ini sudah tidak ada), Liga Champions, dan Intercontinental Cup.

Performa baik yang diperlihatkannya itu pun menarik perhatian pelatih Manchester United saat itu, Sir Alex Ferguson. Sayangnya, ketika sudah berseragam merah, ia sering mendapatkan cedera kambuhan, yang membuat dirinya jarang dimainkan, dikutip dari Bola.com (19/11/15).

Pasalnya, awal mula dirinya mendapatkan cedera kala bermain bersama Munchen di musim terakhir. Ia harus mengalami cedera patah kaki yang tak kunjung membaik.

Akibat sering mengalami cedera, ia pun tidak bisa menunjukkan performa apiknya. Mau tidak mau pun, ia harus rela menghiasi bangku cadangan.

Mantan pemain Manchester United, Owen Hargreaves.

Jika melihat data dari Transfermarkt, selama empat tahun membela Setan Merah, ia hanya diikutkan dalam pertandingan sebanyak 39 laga saja, dengan torehan dua gol dan assists.

Bahkan, Telegraph (22/10/13) pernah melaporkan bahwa sang pelatih sampai memberikan label pada diri Hargreaves sebagai 'bencana' bagi The Red Devils. Hal itu dikarenakan, Ferguson menilai sang pemain tidak mempunyai tekad yang serius untuk menyembuhkan dirinya.

Setelahnya, pria kelahiran 20 Januari 1981 itu pun hengkang ke klub rival sekota United, yakni Manchester City. Baru setahun membela City, Hargreaves pun memutuskan untuk berhenti menjadi seorang pesepakbola profesional di usianya yang ke-31 tahun.


5. Miguel Perez Cuesta (Michu)

Michu, mantan striker Swansea City.

Belum lama ini, tepatnya pada 17 Juli 2017 kemarin, Michu mengumumkan kepada publik bahwa dirinya telah resmi menggantung sepatu. Tidak berbeda dari Van Basten dan juga Hargreaves, pria dengan nama lengkap Miguel Perez Cuesta ini harus rela menggantung sepatu lebih dini diakibatkan cedera, diberitakan Football Espana (17/07/17).

Striker asal Spanyol tersebut melambungkan namanya bersama klub Liga Primer Inggris, yaitu Swansea City. Bahkan, Michu pernah diperebutkan oleh banyak klub elite Eropa karena performa apiknya, seperti Arsenal, Chelsea, AC Milan, Inter Milan, Barcelona, Real Madrid, dan masih banyak lagi.

Sayangnya, memasuki akhir musim 2013/14, ia pun mengalami penurunan performa karena sering mengalami cedera.

Michu, mantan striker Swansea City.

Selama 14 tahun berkecimpung di dunia olahraga sepakbola, pria kelahiran 21 Maret 1986 ini telah memperkuat delapan klub, di antaranya Celta Vigo, Swansea, Napoli, Real Oviedo. Secara total, ia telah bertanding dalam 292 laga pertandingan, menorehkan catatan 74 gol dan 17 assists dari semua laga kompetisi.

Kini, Michu pun mengakhiri masa menjadi seorang pesepakbola di usia yang ke-31 tahun bersama dengan klub terakhir yang dibela, Real Oviedo. Dirinya yang masih menyisakan masa kontrak satu tahun lagi harus berhenti di tengah-tengah masa keemasannya bersama klub yang pertama kali dibela saat menapaki jenjang karier sebagai pesepakbola profesional. 


6. Sebastian Deisler

Sebastian Deisler.

Mengalami cedera yang parah dan berkelanjutan terus menerus bisa membuat seseorang menjadi depresi. Hal itulah yang nyatanya dialami oleh mantan pesepakbola, Sebastian Deisler. Pria berusia 37 tahun ini harus menghentikan perkembangan kariernya di dunia si kulit bundar saat usianya masih muda, yaitu 27 tahun.

Media asal Inggris, Daily Mail (16/01/07) melaporkan, mantan penggawa Bayern Munchen ini harus menggantung sepatunya lebih dini karena faktor cedera lutut yang dialami terus menerus.

"Saya tidak lagi mempunyai keinginan atas lutut saya. Dalam waktu yang lama, saya sudah mendapatkan cobaan yang berat. Saya tidak bisa lagi bermain dengan tingkat kesenangan yang tepat dan saya tidak melakukan segala hal dengan baik," ucap pria asal Jerman saat konferensi pers terkait keputusannya untuk pensiun.

Mempunyai kecepatan dan kemampuan baik dalam mengolah bola membuat dirinya dipandang sebagai salah satu pemain Jerman yang hebat. Sayangnya, keberuntungan tidak berpihak dan ia pun harus mengalami masalah fisik dan cedera.

Sebastian Deisler saat memperkuat Bayern Munchen.

Apa yang menimpa Deisler itu pun turut disesali oleh pelatih Tim Nasional Jerman, Joachim Low.

"Saya sangat menyesal bahwa pemain dengan kualitas yang baik terpaksa harus mengakhiri kariernya seperti itu," kata Low.

Selama sembilan tahun mengembangkan karier di dunia sepakbola, pria kelahiran 5 Januari 1980 itu memperkuat tiga klub, yakni Borussia Monchengladbach, Hertha BSC, dan Bayern Munchen. Ia turut membawa klubnya meraih berbagai gelar, seperti 3 gelar Bundesliga Jerman dan Piala Jerman saat memperkuat Munchen.

Selain itu, ia juga menyumbangkan masing-masing 1 gelar DFL-Ligapokal (saat ini sudah tidak ada) kala memperkuat The Bavarians dan Hertha BSC.

Eric CantonaMarco van BastenHidetoshi NakataMichuOwen Hargreaves

Berita Terkini