Bakat Muda Indonesia,Deny Singo Akan Latihan di Dua Klub Belanda dan Bertemu Stefano Lilipaly
Deny Singo, bakat muda Indonesia dari Tulungagung, akan menjalani trial atau uji coba di dua klub Liga Belanda, Heerenveen dan Groningen. Pelatihnya, coach Ronald Lepez, akan menemani murid SSB Terang Bangsa, Semarang itu selama kurang lebih satu bulan.
Remaja yang juga merupakan siswa SMA Kristen Terang Bangsa berusia 16 tahun itu merupakan salah satu produk dari proyek pengembangan bakat yang dilakukan oleh Ronald Lepez bersama tim pelatih lain. Coach Ronald menerangkan bahwa Deny akan jalani trial di Heerenveen dan Groningen.
Baca juga: |
---|
"Nanti tanggal 6 Agustus Singo berangkat ke Belanda. Diuji oleh tim scouting dari Heerenveen dan Groningen, masing-masing satu pekan. Jika hasilnya bagus dan mereka tertarik, ia mungkin akan diikutsertakan dalam sebuah pertandingan," terang pria yang mengaku kenal dekat dengan Ronald Koeman itu kepada INDOSPORT.
"Saya punya relasi dengan banyak pelatih di Belanda karena dulu sempat bekerja di KNVB. Rencananya akan saya ajak Deny bertemu pemain Indonesia di SC Cambuur, si Fano (Stefano Lilipaly). Jadi memang kami itu ingin develop anak-anak muda di Indonesia agar bisa berkarier di luar negeri lewat Terang Bangsa, we'll do our best," lanjut pelatih asal Belanda berdarah Indonesia itu dengan Bahasa Indonesia dan Inggris dicampur aduk.
Sementara itu, Deny Singo, ketika dihubungi via telpon, mengatakan bahwa rencana tersebut sebenarnya sudah diberitahukan sejak tahun lalu. Namun baru diberangkatkan Agustus esok.
"Saya dikasih tahu coach Ronald kalau saya akan diajak ke Belanda sudah dari tahun lalu, saya lupa tanggal dan bulan pastinya, tapi baru diberangkatkan Agustus tahun 2017 ini. Saya harus makin siap bukan cuma fisik saja, tapi juga bahasa," aku Deny.
Tekad Kuat Ronald Lepez Mengembangkan Bakat Muda Indonesia
Ronald Lepez menekankan bahwa model kepelatihan di SSB Terang Bangsa berbeda dengan di tempat lain. Menurutnya, pesepakbola Indonesia kerap mengedepankan fisik saja, tapi tidak dengan otak.
"Cara kerja kami itu 70-30, jadi otak juga harus cerdas. Klub-klub di luar negeri biasanya menganggap penting hal ini. Kecerdasan bisa dilihat dari bagaimana seorang pemain bola pintar berbahasa, dalam konteks ini, Bahasa Inggris, juga tentu saja Bahasa Belanda," tukas Ronald.
"Deny bukanlah satu-satunya pemain terbaik kami, masih banyak murid di sini yang memiliki skill tak kalah bagus. Tapi yang saya berangkatkan ke Groningen dan Heerenveen adalah yang pintar juga. Deny salah satu pemain yang pintar di kelas (SMA Terang Bangsa). Itu jadi pertimbangan," ujarnya bersemangat.
Mengenai Ronald Lepez, ia juga bukan pelatih sembarangan. Ketika usia 16 tahun, ia sudah mendapatkan kontrak bersama SC Cambuur. Memasuki usia lanjut, ia memiliki tekad untuk mengembangkan sepakbola tanah leluhurnya, dimulai dari Semarang, kota asal ayahnya.
"SSB Terang Bangsa sudah melahirkan beberapa alumni terbaik. Salah satunya ada di Bali United U-19. Lalu tiga pemain jebolan sini juga ada di Timnas level junior," kata Ronald lagi.
"Saya ingin membantu anak-anak Indonesia. Saya ingin mengangkat perekonomian mereka dan keluarganya. Fokus kami bakat dari desa, kami ajak bergabung, kami didik supaya bisa ke Eropa," jelasnya penuh harap.