Wajah Timnas Indonesia Jika Diisi Aroma Naturalisasi
Ilija Spasojevic yang baru saja resmi menjadi seorang Warga Negara Indonesia (WNI) langsung mengutarakan niat besarnya untuk berseragam Timnas Indonesia. Spaso, sapaan akrabnya, bahkan mengaku sudah menampik keinginan Montenegro, negara kelahirannya, demi membela Skuat Garuda.
Keinginan pemain yang kini membela Bhayangkara FC tersebut kini selangkah lebih dekat untuk menjadi bagian dari Timnas Indonesia. Pasalnya, Timnas Indonesia masih menyisakan sejumlah agenda seperti Asian Games 2018 dan Piala AFF 2018 tahun depan.
Tak berselang lama, Sandy Walsh, anak muda Belgia yang masih menyisakan darah Indonesia mengutarakan keinginannya untuk berseragam Merah-Putih. Niat ini kemudian disambut baik oleh PSSI yang ingin menyegerakan proses naturalisasinya.
Situasi ini semakin membawa Indonesia mengulang demam naturalisasi yang sempat terjadi pada periode 2010-2014 silam. Tak kurang dari 11 pemain telah menjalani proses naturalisasi dan sempat menjadi bagian dari Skuat Garuda.
Belum lagi sejumlah talenta yang masih 'dibujuk' untuk kembali ke Tanah Air dan menjadi Warga Negara Indonesia. Hal ini akan semakin menegaskan aroma 'asing' pada Timnas Indonesia kelak.
Jika proyek ini lengkap, maka Indonesia akan memiliki skuat yang cukup mumpuni dengan hanya bermodal pemain naturalisasi. Berikut deretan Skuat Garuda yang beraroma naturalisasi hasil rangkuman INDOSPORT:
1. Kiper
Emil Audero Mulyadi sempat emnjadi buah bibir di awal tahun. Memiliki darah Indonesia dari garis ibu, kiper milik Juventus ini sempat ditawari menjadi pemain Timnas Indonesia.
Namun, secara tersirat Emil menolak dan memilih untuk menjalani karier di Italia. Emil juga menjadi penjaga gawang Gli Azzurri di level U-15 hingga U-21.
Hal ini sempat dikeluhkan oleh Edy Rahmayadi selaku Ketua Umum PSSI. Bahkan Edy menyebut bahwa pemain yang kini membela Venezia tersebut sombong.
Belakangan, Emil yang mulai tersisih dari skuat utama Juventus kembali diajak untuk membela Timnas Indonesia. Apalagi dengan antrian kiper Timnas Italia yang masih didominasi oleh Gianluigi Buffon hingga saat ini.
Belum lagi dengan kemunculan Gianluigi Donnarumma yang disebut sebagai suksesor Buffon di masa depan. Kiper AC Milan ini juga masih berusia 17 tahun, dan punya peluang untuk mengikuti jejak seniornya sebagai kiper jangka panjang di Timnas Italia.
Jika saja angin membawa kembali Emil Audero ke Bumi Pertiwi, maka Skuat Garuda cukup memiliki pemain yang mumpuni. Kita bisa saja mengandaikan jika Emil bisa bersaing bersama Satria Tama atau Andritany Ardhiyasa di sebagai penjaga gawang utama Timnas Indonesia di kemudian hari.
2. Lini Belakang
Sandy Walsh menjadi salah satu kandidat kuat di lini belakang Timnas Indonesia, andai proses naturalisasinya kelar. Pemain kelahiran Brussel, Belgia, ini memiliki kemampuan untuk mengisi posisi bek kanan dan bek tengah.
Sandy bisa bermain bersama dengan pemain lain yang lebih dulu menjalani naturalisasi. Victor Igbonefo dan Pierre Bio Paulin bisa mengisi jantung pertahanan Indonesia.
Kedua pemain ini sempat menjadi palang pintu paling disegani saat masih membela Persipura Jayapura. Kekuatan fisik dan pengalaman mereka juga bisa menjadi penambal rapatnya pertahanan Timnas Indonesia rasa naturalisasi ini.
Sementara pada posisi bek kiri ada nama Diego Michiels yang kariernya juga semakin dominan di Borneo FC. Pemain kelahiran Belanda ini sebenarnya memiliki potensi cukup apik.
Namun, pada kenyataannya Diego kerap tampil emosional saat berlaga. Tidak hanya di dalam lapangan, kehidupan di luar lapangan juga membuat kariernya turun naik di Indonesia.
3. Gelandang
Timnas Indonesia juga memiliki setumpuk pemain naturalisasi di posisi gelandang. Tak kurang pemain sekelas Raphael Maitimo dan Kim Jeffrey Kurniawan bisa menjadi pilihan di posisi ini.
Keduanya merupakan pemain yang tengah mengilap di Persib Bandung. Bahkan, posisi keduanya cukup vital di lini tengan Maung Bandung musim ini.
Maitimo sendiri bisa menjadi salah satu gelandang serang yang bisa mencetak gol. Hingga saat ini, mantan pemain didikan akademi Feyenoord ini sudah mengoleksi 4 caps dan 1 gol untuk Timnas Indonesia.
Kuncian terakhir di lini tengah akan dipegang oleh Stefano Lilipaly. Pemain yang kini bermain untuk Bali United ini bisa menjadi playmaker bagi tim.
Meski penampilannya belum kembali pada peak performance-nya, Lilipaly sudah menegaskan kemampuannya di Piala AFF 2016 lalu. Pemain yang sebelumnya membela SC Cambuur ini menjadi tulang punggung Timnas Indonesia hingga hari ini.
4. Lini Serang
Selain menumpuk pemain naturalisasi di lini tengah, Indonesia juga punya stok yang berlimpah di lini depan. Selepas masa Christian Gonzales, kita masih memiliki nama cukup potensial di bawah nama Ezra Walian.
Ezra bahkan menjadi idola baru di Timnas Indonesia setelah aksinya di SEA Games 2017 lalu. Tampil membela Timnas U-22, pemain berdarah Manado ini memberikan warna lain di Skuat Garuda Nusantara.
Ezra bisa membangun trio bersama Ilija Spasojevic dan Beto Goncalves di lini serang. Beto menjadi pemain yang ikut ngebet menjalani proses naturalisasi.
Pemain kelahiran Brasil ini sudah menjalani karier di Indonesia selama lebih dari satu dekade belakangan. Beto yang kini membela Sriwijaya FC ini masih mumpuni di lini depan.
5. Susunan Pemain
Skuat beraroma naturalisasi ini semakin lengkap dengan formasi 4-3-3. Formasi ini cukup meyakinkan sejak Alfred Riedl menangani Timnas Indonesia.
Para pemain Indonesia yang memiliki kecepatan dan determinasi diminta untuk mengembangkan permainan dari sayap. Hal ini juga yang mungkin bisa diadopsi para pemain naturalisasi tersebut.
Apalagi sebagain besar pemain sudah merasakan atmosfer sepakbola nasional yang kerap mengandalkan pola formasi ini. Bahkan sebagian pemain juga sempat merasakan asuhan pelatih yang mengadopsi gaya ini seperti Rahmad Darmawan dan Jacksen F Thiago.