Deretan Pesepakbola Dunia yang Peduli dengan Anak-anak Berpenyakit Langka
Beberapa masyarakat Tanah Air saat ini tengah berduka. Mengapa? Hal tersebut dikarenakan meninggalnya seorang bayi mungil bernama Adam Fabumi Kamaludin, yang turut menyita perhatian netizen.
Putra pertama dari pasangan Kiagoos Herling Kamaludin (33) dan Ratih Megasari (27) ini meninggal dunia karena sebuah penyakit langka. Terlahir dengan berat badan 3,03 kilogram pada 24 April 2017 lalu, Adam harus meninggalkan kedua orangtuanya terlebih dahulu karena penyakit Dandy Walker Syndrome.
Dilansir dari Kumparan, penyakit tersebut merupakan penyakit kelainan yang nantinya bisa memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak bayi. Itu disebabkan tidak terbentuknya saluran cairan otak dalam kepala.
Kasus-kasus penyakit langka yang dialami balita dan anak-anak selalu membuat hati siapa pun terenyuh. Termasuk deretan pesepakbola dunia ini. Nama besar tak membuat mereka lupa dengan para anak-anak yang kurang beruntung tersebut.
Entah karena mereka merasa "terhubung" karena mengalami sendiri penyakit tersebut atau ada keluarga terdekatnya yang juga mengalami nasib serupa. Oleh karena itulah Lionel Messi dkk tergerak hatinya untuk peduli terhadap sesama, seperti layaknya kita yang seharusnya juga peduli dan sadar dengan penyakit-penyakit langka dan mereka yang mengalaminya.
Berikut ini INDOSPORT rangkum sejumlah kisah pesepakbola dunia yang memiliki kepedulian besar pada anak-anak dengan penyakit langka.
1. Lionel Messi
Megabintang Barcelona ini tak kuasa menahan simpati kala mengetahui kabar seorang anak berusia 12 tahun yang menderita penyakit langka yang sama seperti dialaminya dulu. Bocah bernama Waleed Kashash tersebut didiagnosis menderita defisiansi pertumbuhan hormon/growth hormone deficiency (GHD).
Messi yang menerima surat mengenai keadaan Waleed pada 2012 silam, langsung bersedia membiayai hidup anak tersebut sejumlah 3.000 dirham atau 208 euro setiap 15 hari sampai Waleed berusia 18 tahun.
Penyakit GHD sendiri disebabkan tubuh yang kekurangan hormon pertumbuhan. Kasus ini terjadi pada setiap 1 dari 3.800 bayi. Sementara pada usia dewasa, penyakit itu dialami 10 dari satu juta orang.
Messi juga pernah membawa bentuk kepeduliannya terhadap anak-anak yang terkena penyakit kanker lewat selebrasinya. Dirinya melakukan selebrasi dengan dua jari sambil mencolek ke arah pipinya sendiri, sambil menghadap ke kamera dalam laga April lalu.
Ternyata, arti dua jari yang kemudian dilekatkan ke pipinya merupakan simbol dari kampanye sosial tersebut. Barcelona sendiri menjadi bagian dari proyek pembangunan rumah sakit kanker yang akan dibangun tepat di sebelah Rumah Sakit Sant Joan de Deu, Barcelona. Tujuan dari proyek rumah sakit kanker itu tidak lain untuk memerangi kanker yang diderita oleh anak kecil di seluruh Eropa.
2. Cristiano Ronaldo
Tak kalah dengan Lionel Messi, Cristiano Ronaldo juga kerap terlibat dalam kegiatan amal dan sudah tak terhitung aksi-aksi sosial yang dilakukannya.
Salah satu kisah yang barangkali membuat paling trenyuh adalah bantuannya untuk Erik Ortiz Cruz. Bayi berusia 10 bulan tersebut menderita cortical dysplasia, kelainan otak langka yang membuat si penderita mengalami kejang-kejang hingga lusinan kali per harinya.
Pada 2014 silam, koran Spanyol AS memberitakan bahwa Erik membutuhkan 83 ribu dolar AS atau sekitar 1,1 miliar rupiah untuk sebuah operasi penting. Ronaldo pun menerima surat yang memintanya untuk menyumbangkan jersey dan sepatunya untuk penggalangan dana.
Namun rupanya Ronaldo tak hanya terketuk untuk menyumbang kostumnya, tapi justru membayar penuh biaya operasi untuk Erik. Beberapa prosedur pengobatan Erik pun dibayari Ronaldo yang bernilai 90 juta rupiah sekali proses.
3. Phil Neville
Phil Neville dan istrinya, Julie, memiliki seorang putri yang menderita celebral palsy akibat kelahiran prematur. Penyakit ini membuat sang putri, Isabella, memiliki pergerakan yang terbatas. Ia bahkan harus memakai alat penopang kaki selama sepuluh tahun dan mengikuti terapi.
Namun hal tersebut tak membuat Neville dan istrinya berkecil hati. Keduanya membesarkan dan membimbing Isabella menjadi yang putrinya inginkan. Bahkan di usianya yang menginjak 13 tahun saat ini, Isabella didukung untuk menjadi seorang model meski memiliki kekurangan fisik.
Neville sendiri ditunjuk menjadi duta Bliss, sebuah badan amal Inggris yang membantu para bayi-bayi dengan kelahiran prematur. Legenda Manchester United itu juga aktif dalam kampanye penggalangan dana untuk Rumah Sakit Anak Royal Manchester.
4. Jermain Defoe
Jermain Defoe menjadi sahabat dekat Bradley Lowery, seorang anak yang didiagnosis neuroblostoma, sebuah jenis kanker yang langka dan kerap menyerang bayi dan balita. Kanker ini sendiri diketahui menyerang 100 anak di Inggris setiap tahunnya.
Dukungan sempat mengalir bagi Bradley yang menerima dana lebih dari 700 ribu poundsterling (Rp12 miliar) untuk biaya pengobatannya pada tahun 2016 lalu. Biaya ini kemudian digunakan untuk membawa Bradley menjalani pengobatan di New York, Amerika Serikat.
Namun sayangnya, tubuh mungil Bradley akhirnya menyerah dari penyakit yang sudah memasuki tahap akhir. Ia akhirnya dipanggil Tuhan pada 8 Juli silam. Kepergian Bradley membuat dunia sepakbola Inggris turut berduka.
Defoe yang menjadi idola Bradley, setia menemani sahabat kecilnya tersebut dari masa perjuangannya hingga ikut mengantar kepergian Bradley ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Pemain yang kini membela Bournemouth itu memang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Pada 2013 lalu, ia mendirikan Jermain Defoe Foundation yang bergerak membantu anak-anak muda yang tunawisma dan menjadi korban kekerasan di negeri asalnya di St. Lucia.
5. Angel Di Maria
Angel Di Maria dan sang istri, Jorgelina Cardoso, dikaruniai seorang putri yang diberi nama Mia pada 22 April 2013 lalu. Namun Mia dilahirkan secara tiga bulan prematur dan bahkan sang dokter menyatakan sang putri memiliki peluang sangat kecil untuk bertahan hidup.
Mia juga harus menghabiskan dua bulan pertama hidupnya di ruang perawatan intensif rumah sakit. Namun dengan penuh perhatian dan perawatan yang baik dari kedua orang tuanya, Mia tumbuh besar dengan baik.
Di Maria pun aktif mendukung kampanye UNICEF dengan menyebarkan kesadaran tentang kelahiran prematur. "Putri saya mengajarkan bahwa segalanya mungkin. Ia mengajari bagaimana menderita dan bisa menghadapi rasa sakit dan menjadi lebih kuat," tuturnya pada Mirror.
"Segala yang ia berikan pada saya membuat saya mengalami musim yang spektakuler. Kami menghabiskan dua bulan lebih di rumah sakit, selalu dengan orang tua yang sama. Rasa sakit itu menyatukan orang-orang. Itu membuat Anda lebih kuat dan kami punya hubungan dengan para orang tua di sana. Itu tak mudah, tapi saya harus berjuang," tandas gelandang PSG tersebut.