Seperti Tower BEI, 3 Stadion Ini Juga Pernah Roboh dan Makan Korban
Senin (15/01/17) siang ini, masyarakat ibu kota dikejutkan dengan berita runtuhnya selasar Tower II Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari pengakuan beberapa saksi kejadian di gedung yang terletak di kawasan Senayan, Jakarta Selatan tersebut terjadi sekitar pukul 12:10 WIB.
Meski belum diketahui dengan pasti penyebab terjadinya insiden tersebut, puluhan orang dilaporkan menjadi korban luka. Kebanyakan dari mereka mengalami luka parah karena ketika selasar tersebut runtuh, mereka ikut terjatuh dari lantai satu ke lobi gedung.
Menurut sejumlah saksi mata yang berada di dekat lokasi, awalnya mereka mengira ada ledakan bom di gedung yang menjadi pusat pergerakan saham Tanah Air tersebut. Namun, betapa terkejutnya mereka melihat bagian selasar gedung telah roboh dan jatuh ke lantai menimpa sejumlah orang, yang langsung segera di bawa ke rumah sakit terdekat.
Bagi pencinta olahraga, khususnya sepakbola, kejadian robohnya selasar Tower BEI ini pun seolah membangkitkan kembali memori kelam yang pernah terjadi di masa lalu.
- (VIDEO) Penyanyi Rap Robohkan Petarung MMA Berbadan Besar
- Kecerobohan Bek Lawan Bantu PSS Sleman Menang Telak di Sleman
- 'Revolusi' Sepakbola Bupati Boyolali: Robohkan Stadion dan Gandeng Barcelona
- Seharga Nilai Transfer David De Gea, Stadion di Makassar Ini Roboh
- Mengerikan, Tembok Stadion Roboh dan Tewaskan 8 Suporter
Ya, runtuhnya Tower BEI ini sedikit banyak mengingatkan kita dengan kejadian yang pernah menimpa sejumlah stadion di dunia ini. Parahnya kejadian runtuhnya stadion itu membuat sejumlah orang tidak bisa lagi menemui orang-orang tercinta lantaran berpulang ke pangkuan Yang Maha Kuasa.
Berikut INDOSPORT coba merangkum kembali tiga kejadian runtuhnya stadion yang mirip dengan runtuhnya Tower BEI:
1. Stadion Heysel
Pada 29 Mei 1985 silam, bertempat di Stadion Heysel, Brussels, Belgia, berlangsung partai final Liga Champions 1984/85. Wakil Inggris, Liverpool dihadapkan dengan raksasa Italia, Juventus.
Pertandingan yang disaksikan oleh jutaan pasang mata tersebut seharusnya bisa menjadi salah satu peristiwa bersejarah dalam sepakbola. Memang pada akhirnya partai final itu memang akan selalu tercatat dalam sejarah, hanya saja sebuah sejarah tragedi berdarah.
Satu jam sebelum kick-off, tensi tinggi sudah terlihat dari kubu suporter yang telah berada di stadion, apalagi mayoritas di antara mereka sudah dalam kondisi mabuk minuman keras.
Dilansir dari berbagai sumber, disebutkan bentrok kedua kubu fans ini semakin memanas setelah ada lemparan batu ke arah tempat duduk fans Liverpool dari bangku fans Juventus.
Fans Liverpool yang jumlahnya lebih banyak pun membalas serangan dengan merusak pagar pembatas yang berupa rantai berkawat. Melihat hal tersebut, fans Juventus berusaha mundur, namun di belakan mereka terdapat tembok besar.
Namun, tembok tersebut akhirnya runtuh setelah menerima banyak dorongan di satu tempat. Akibat dari runtuhnya tembok pembatas stadion tersebut, setidaknya 39 orang kehilangan nyawa karena tertimpa material tembok.
Akibat dari tragedi ini, klub-klub asal Inggris tidak boleh berlaga di kompetisi Eropa selama lima tahun. Khusus untuk Liverpool, hukuman tersebut ditambah menjadi enam tahun dan 14 fans mereka mendapat hukuman karena dianggap terlibat pembunuhan.
2. Stadion Hillsborough
Liverpool bisa dikatakan menjadi salah satu klub yang erat dengan tragedi stadion runtuh. Bagaimana tidak, empat tahun berselang setelah Tragedi Heysel, suporter Liverpool kembali menjadi bagian dari peristiwa runtuhnya stadion.
Kesuksesan The Reds menembus partai semifinal Piala FA 1988/89 mendapat sambutan meriah dari para pendukungnya. Untuk itu, mereka pun berencana untuk menonton langsung pertandingan Liverpool kontra Nottingham Forest di Stadion Hillsborough.
Sayangnya, Stadion Hillsbrough yang menggelar pertandingan tertanggal 15 April 1989 tersebut hanya bisa menyediakan 14.600 dari 40 ribu kursi untuk penggemar Liverpool. Hal ini jelas membuat kecewa fans.
Pada awalnya, sebuah media ternama asal Inggris, The Sun memberitakan bahwa banyak fans Liverpool yang memaksa masuk ke dalam stadion. Namun, setelah diadakan penyelidikan, ternyata pihak keamanan lalai menjalankan tugasnya.
Akibatnya, kondisi stadion yang penuh, salah satu tribun penonton pun rubuh. Sebanyak 96 pendukung Liverpool tewas. Kebanyakan dari mereka berada di bawah usia 30 tahun. Bahkan ada yang masih 10 tahun, yakni Jon-Paul Gilhooley, yang tidak lain adalah sepupu kandung Steven Gerrard.
Hingga kini, Tragedi Hillsborough tercatat sebagai tragedi sepakbola terparah di Tanah Britania dalam urusan korban jiwa.
3. Stadion Ibrox
Stadion Ibrox merupakan salah satu stadion terbaik di Skotlandia dan merupakan markas pemegang 54 gelar juara Liga Skotlandia, Glasgow Rangers FC. Namun, siapa yang menduga di balik kemegahannya, stadion yang sudah berdiri sejak 1899 pernah menjadi saksi bisu hilangnya puluhan nyawa.
Tepatnya pada 2 Januari 1971, di Stadion Ibrox berlangsung partai Old Firm Derby yang mempertemukan Celtic dan Rangers. Pada awalnya, pertandingan kedua tim ini berlangsung biasa saja tanpa ada kejadian aneh.
Barulah memasuki menit-menit akir pertandingan, awal dari sebuah tragedi bermula. Dimulai pada menit ke-89, penyerang Celtic, Jimmy Johnstone berhasil membawa timnya unggul. Kondisi tersebut pun membuat para fans Rangers memutuskan untuk pulang lebih awal karena kecil harapan Rangers tidak menuai kekalahan.
Namun, siapa yang sangka, tepat sebelum peluit berakhirnya pertandingan dibunyikan wasit, Colin Stein mampu membuat kedudukan menjadi imbang lewat golnya. Sontak para fans Rangers yang sudah sempat meninggalkan stadion, berlari kembali ke arah lapangan.
Akibat dari hal tersebut, tangga stadion pun menjadi penuh sesak dan pada akhirnya roboh karena tidak kuat menanggung beban. Dari peristiwa tersebut, sebanyak 66 orang dilaporkan meninggal dunia sementara 200 orang lainnya mengalami luka.