x

Tanpa 6 Teknologi Ini, Dunia Sepakbola Jalan di Tempat

Selasa, 23 Januari 2018 17:33 WIB
Penulis: Arum Kusuma Dewi | Editor: Ivan Reinhard Manurung
Teknologi garis gawang.

Berbeda dari mahluk ciptaan Tuhan yang lain seperti tumbuhan dan hewan, manusisa memiliki keistimewaan karena diberi kemampuan untuk berpikir. Dengan kemampuan ini, manusia dapat mencari-cari ide-ide yang mempermudah dirinya dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Ide-ide yang lahir dari buah pikiran manusia inilah yang nantinya berujung pada pengembangan teknologi. Dewasa ini sendiri saja, kemajuan teknologi sudah bisa langsung kita rasakan.

Bila dulu kita hanya bisa mengirim surat untuk menghubungi orang yang jauh, kini dalam hitungan detik kita bisa saling bertukar pesan menggunakan bantuan internet. Cara ini tentu lebih praktis dan cepat.

Ilustrasi pertandingan sepakbola.

Kemajuan teknologi ini tidak melulu hanya merambah aspek-aspek seperti berkirim pesan, pendidikan, ataupun pekerjaan. Dunia olarhaga, khususnya sepakbola pun tidak luput dari yang namanya perkembangan teknologi.

Hebatnya lagi, kemajuan teknologi ini pun bisa memberi dampak positif dan membuat pertandingan sepakbola menjadi semakin menarik untuk disaksikan, baik oleh para pemain maupun pendukung-pendukung yang menyaksikan laga.

Baca Juga

Berikut INDOSPORT telah merangkum sejumlah kemajuan teknologi yang berjasa membawa perubahan pada kemajuan sepakbola dunia:


1. Bola

Perubahan bola zaman dulu dengan zaman sekarang.

Namanya saja sepakbola, jelas saja jika olahraga ini memerlukan sebuah bola sebagai syarat pertandingan bisa berlangsung. Bila tidak ada bola, maka pertandingan sepakbola jelas tidak bisa dilakukan.

Sejarah mencatat, bola yang diguanakan pada permainan sepakbola pada terbuat dari kulit kantung kemih hewan. Babi dan sapi menjadi binatang yang sering diambil kulit kandung kemihnya untuk dijadikan bahan pembuat bola.

Perubahan besar pada bahan dasar pembuat bola lahir ketika ilmuwan asal Amerika Serikat, Charles Goodyear menemukan proses vulkanisasi karet pada 1836 silam. Penemuan Goodyear itu pun menginspirasi H.J. Lindon membuat bola yang terbuat dari karet.

Dengan menggunakan karet sebagai bahan dasarnya, bola menjadi tahan lama dan bisa mempertahankan bentuknya lebih lama saat diisi angin. Selain itu, bola juga menjadi lebih mudah untuk dikontrol dan akurasi tendangan pemain bisa lebih bagus.


2. Lampu Stadion

Lampu Stadion GBK.

Dahulu, sebelum abad ke-19, pertandingan sepakbola lazimnya dilakukan saat siang hari. Bukan tanpa sebab, mengingat saat itu pencahayaan yang digunakan pada malam hari hanya menggunakan obor atau lentera.

Cahaya dari lentera atau obos jelas tidak terlalu bisa diandalkan. Untuk berjalan saja tetap susah, apalagi digunakan agar bisa bermain bola. Namun, semua itu berubah ketika Thomas Alva Edison, menemukan teknologi bola lampu.

Berkat penemuannya tersebut, orang-orang menjadi lebih mudah melakukan berbagai aktivitas pada malam hari, yang sebelumnya sulit karena daya penglihatan terbatas.

Teknologi buatan Alfa Edison itu sendiri pertama kali terlibat dengan dunia sepakbola pada 1930. Saat itu, Arsenal menjadi tim pertama yang memasang lampu di stadion untuk penerangan berdasarkan instruksi Herbert Chapman.

Meski sudah ada sejak 1930, kenyataanya pertandingan sepakbola pada malam hari dengan bantuan pencahayaan lampu stadion baru berlangsung pada 31 Oktober 1950. Pertandingan tersebut berlangsung di The Dell Stadium antara Southampton melawan Bournemouth.

Sementara untuk laga antara Tim Nasional, pertandingan pertama pada malam hari dengan bantuan lampu stadion terjadi antara Timnas Inggris melawan Timnas Spanyol pada 30 September 1955 di Stadion Wembley.


3. Vanishing Spray

Wasit menggunakan vanishing spray.

Dalam pertandingan sepakbola, jarang tidak terjadi pelanggaran. Hampir bisa dipastikan dalam laga sepakbola pasti akan ada momen saat wasit memberi hadiah tendangan bebas kepada salah satu kubu yang bertanding.

Nah, di saat melakukan tendangan bebas, kerap ada saja pemain yang bertingkah curang, entah dari pemain tim bertahan atau tim yang akan melakukan eksekusi. Kecurangan yang dimaksud dengan sengaja memajukan bola dari posisi seharusnya, atau pemain yang menjadi pagar betis berdiri di dekat posisi pemain yang akan menendang.

Namun, hal tersebut sudah tidak bisa terjadi lagi berkat penemuan vanishing spray oleh pria asal Brasil bernama Jeine Allemagne. Vanishing spray adalah cat semprot berwarna putih berbentuk busa yang bisa menghilang tanpa bekas dalam jangan kurang dari 40 detik.

Teknologi vanishing spray ini pertama kali digunakan dalam pertandingan sepakbola saat berlangsungnya Copa America 2011. Alat ini kemudian semakin populer ketika digunakan wasit yang bertugas dalam ajang Piala Dunia 2014 di Brasil.

Kini, hampir seluruh kompetisi sepakbola rutin menggunakan teknologi vanishing spray ini, termasuk Liga Primer Inggris.


4. Pemanas Lapangan

Pemanas Lapangan.

Berbeda dengan di Indonesia yang berada dalam iklim tropis, negara-negara di Eropa memiliki satu musim salju yang membuat kondisi menjadi dingin. Saking dinginnya, bahkan suhu di negara-negara Eropa bisa mencapai minus di bawah 0 derajat.

Kondisi tersebut pun membuat lapangan bola terkadang tidak bisa digunakan akibat tertutup salju tebat. Bila sudah seperti itu, maka pertandingan sepakbola bisa dibatalkan.

Tidak ingin kejadian tersebut terus terjadi, sebuah inovasi pun muncul dengan meletakkan sistem pemanas yang berada di bawah tanah yang ditumbuhi rumput lapangan. Everton sendiri tercatat sebagai klub sepakbola pertama yang memiliki pemanas lapangan.

Alat pemanas lapangan ini sendiri langsung menyala secara otomatis saat suhu di termometer menyentuh angka tiga derajat. Dengan adanya pemanas ini, salju yang jatuh ke lapangan langsung mencair tanpa sempat menumpuk. Alat ini juga berguna untuk membuat pemain merasa hangat saat bertanding.


5. Teknologi Garis Gawang

Teknologi garis gawang.

Dalam beberapa pertandingan sepakbola, terdapat kasus sebuah tim gagal mencetak gol karena wasit menganggap bola tidak melewati garis gawang. Padahal bila diperhatikan dalam reka ulang yang diputar lambat, bola sebenarnya sudah melewati garis gawang, namun dengan cepat memantul keluar.

Ambil contoh kejadian yang menimpa mantan gelandang Chelsea, Frank Lampard kala bermain untuk Timnas Inggris dan menghadapi Jerman di babak 16 besar Piala Dunia 2010. Saat itu bola tendangan Lampard sebenarnya memang sudah berada dalam gawang, namun karena memantul kembali ke arah luar dengan cepat, wasit enggan mengesahkan gol tersebut.

Saat ini teknologi garis gawang yang disetujui oleh FIFA, adalah Hawk-Eye, yang sebelumnya sering digunakan dalam pertandingan kriket, tennis, dan snooker. Pada dasarnya, teknologi ini menempatkan alat yang bisa menangkap gambar dengan kecepatan tinggi dan diletakkan di beberapa tempat pertandingan.

Teknologi garis gawang menggunakan Hawk-Eye pada 16 Mei 2012 lalu di laga Eastleigh FC vs AFC Totton dalam Hampshire Senior Cup yang berlangsung di St Marry's Stadium.


6. Video Assistant Referre

Ilusttrasi Video Assistant Referee.

Pada hakikatnya, wasit tetaplah seorang manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Sering kali kita temukan beberapa kejadian wasit mengambil keputusan yang salah dan merugikan salah satu tim yang bertanding.

Untuk mencegah hal tersebut terus terjadi, diciptakanlah teknologi baru yang disebut dengan video assistan referee. Intinya, VAR ini seperti sebuah perangkat yang menampilkan rekaman ulang kejadian, mirip dengan adegan ulang saat Anda menyaksikan pertandingan dari layar televisi.

Ada empat kejadian dalam pertandingan yang bisa membuat teknologi VAR ini bisa digunakan, yakni saat wasit memutuskan gol, memberi salah satu tim hadiah penalti, atau ketika ada pemain yang diberi kartu merah.

Bola InternasionalVideo Assistant Referees (VAR)Teknologi Sepakbola

Berita Terkini