x

4 'Dosa' Zidane di Real Madrid

Sabtu, 27 Januari 2018 15:32 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Zinedine Zidane tertunduk usai timnya kalah dari Barcelona.

Kekalahan melawan Leganes di ajang Copa del Rey semakin menunjukan betapa buruknya penampilan raksasa Spanyol, Real Madrid, musim ini. Selain tertinggal 19 poin dari Barcelona di puncak klasemen, mereka tersingkir dari ajang Copa del Rey. 

Baca Juga

Beban pun kini ada di pundak sang pelatih Zinedine Zidane yang tak mampu membawa Madrid pada penampilan terbaiknya musim ini. Padahal, di dalam skuat masih ada pemain-pemain kelas dunia yang musim lalu turut mengantar kesuksesan El Real menggondol gelar La Liga sekaligus Liga Champions. Lantas, apa yang telah dilakukan Zidane hingga ia tak mampu lagi membawa Madrid ke performa terbaiknya layaknya musim lalu?

Berikut ini INDOSPORT akan coba merangkum 4 "dosa" yang telah dilakukan Zidane di Real Madrid:


1. Prioritas

Real Madrid vs Leganes

Sudah hampir pasti Real Madrid tak akan menjuarai gelar La Liga. Selisih 19 dari Barcelona hampir mustahil terkejar. Oleh karena itu, harapan Madrid untuk meraih trofi pun hanya bergantung pada ajang Copa del Rey dan Liga Champions. Namun, apa yang terjadi? Zidane justru menurunkan sejumlah pemain-pemain lapis keduanya kala kontra Leganes di Santiago Bernabeu dan mengistirahatkan pemain-pemain bintang seperti Modric, Marcelo, dan Bale. Padahal, sebelumnya sudah terbukti bahwa tim lapis kedua mereka tampil buruk sejauh ini.

Di sisi lain, Leganes tampil dengan kekuatan penuh dan memiliki ambisi. Sungguh disayangkan karena dengan tiga pertandingan lagi (sebelum melawan Leganes), Real Madrid bisa saja mendapat trofi walaupun penampilan buruk timnya musim ini. 


2. Tampil Buruk di Awal Musim

Selebrasi Lionel Messi di laga El Clasico.

Real Madrid mengawali musim dengan status sebagai juara bertahan La Liga dan Liga Champions, serta merebut dua Piala Super. Selain itu, pemain mereka, Cristiano Ronaldo, juga terpilih menjadi pemain terbaik dunia.

Ternyata, pencapaian tersebut membuat Real Madrid lengah. Zidane sering sekali terpeleset dan kehilangan banyak poin di awal-awal liga dari klub-klub yang di atas kertas bisa mereka kalahkan. Bandingkan dengan Barcelona yang memulai liga dengan kehilangan Neymar dan tak menjuarai La Liga maupun Liga Champions, mereka tampil lebih "serius" dan mempersiapkan segalanya dengan lebih baik. Kehilangan banyak poin di awal-awal liga semakin membuat mereka kesulitan membangun kepercayaan diri.


3. Gagal Membangung Skuat

Skuat Real Madrid saat sedang latihan.

Real Madrid bisa dibilang mengawali musim 2017/2018 dengan skuat yang tidak bertambah, melainkan berkurang dan itu semua dikarenakan Zidane. 

Real Madrid terlalu percaya diri pada prestasi mereka musim lalu sampai-sampai tak mendatangkan pemain bintang di bursa transfer musim panas lalu. Bahkan, mereka justru menjadi tim yang kehilangan banyak pemain kunci, sebut saja Alvaro Morata, James Rodriguez, sampai Pepe. 

Pemain-pemain incaran seperti Kylian Mbappe tak berhasil didapatkan. Sebagai pelatih, Zidane terlalu percaya diri dan tak ngotot untuk mendatangkan siapa pun. Zidane percaya bahwa pemain cadangan mereka mampu memback up Benzema dan Ronaldo

Kita tengok saja di bursa transfer Januari ini. Di saat tim-tim besar Eropa berbelanja pemain-pemain berlabel bintang, Real Madrid justru adem ayem di bursa transfer musim dingin ini. Di saat Barcelona merekrut Philippe Coutinho, Liverpool merekrut Van Dijk, Man United dengan Sanchez, Zidane justru dengan percaya diri mengaku puas dengan skuatnya dan mengaku tak membutuhkan pemain baru. Justru pihak petinggi klub yang lebih gencar mencari pemain untuk kebutuhan Madrid. Padahal, pemain baru yang datang bisa menaikan performa tim baik dari  teknis maupun psikologis. 


4. Terlalu Mengandalkan Isco

Isco

Madrid mulai memperkenalkan formasi 4-3-1-2 setelah di bawah Zidane. Formasi ini dipakai untuk mengakali cederanya Bale. Musim lalu, formasi ini cukup ampuh membantu Los Blancos meraih trofi. Akan tetapi, di musim ini, formasi yang memberikan peran lebih kepada Isco sebagai penyerang lubang atau playmaker tersebut tak lagi efektif. Namun, sayangnya Zidane terus mengulangi taktik ini.

Lihat saja hasil-hasil minor yang kebanyakan didapatkan Madrid di musim ini ketika menggunakan formasi 4-3-1-2 atau 4-1-2-1-2 dengan Isco sebagai tumpuan di tengah. Real Madrid mengalami hasil imbang 2-2 melawan Celta Vigo (08/01/18), kalah 2-1 dari Girona (29/10/18), kalah 3-1 dari Tottenham (02/11/18), kalah 0-1 dari Villarreal (13/01/18), dan teranyar ketika ditundukan Leganes 1-2 (25/01/18). 

Lain ceritanya ketika Ronaldo, Bale, atau Benzema menjadi ujung tombak dengan disokong Modric atau Toni Kroos. Real Madrid tercatat mampu mencatatkan kemenangan fantastis dengan komposisi ini, di antaranya kala menggulung Sevilla 5-0 (09/01/18) dan Deportivo La Coruna, 7-1 (21/01/18).

Real MadridCristiano RonaldoGareth BaleZinedine ZidaneCopa del ReyIscoLiga SpanyolLeganes

Berita Terkini