x

Johnny Jaiyah, Pesepakbola Waria Pertama yang Terpilih Masuk Timnas

Kamis, 8 Maret 2018 13:24 WIB
Editor: Isman Fadil
Jaiyah Saelua pesepakbola transgender pertama di dunia.

Pemain berjenis kelamin pria maupun wanita sudah biasa di dunia sepakbola dan juga olahraga lainnya. Namun, apabila seorang waria, pria yang berperilaku seperti wanita, menjadi pesepakbola tentulah hal itu menjadi hal yang jarang bisa kita temukan.

Adalah Jhonny Jaiyah, bek dari Timnas pria Kepulauan Samoa Polinesia sebagai pesepakbola transgender pertama di dunia. Dia sempat masuk skuat Timnas Samoa Amerika untuk babak Kualifikasi Dunia 2014. Saat itu, Jaiyah tampil apik dan membawa negaranya menang 2-1 atas Tonga pada 2011 silam. 

Meski secara biologis lahir sebagai lelaki tapi agak sedikit "melambai" atau dengan kata lain lemah gemulai, penampilan Jaiyah tetap trengginas di lapangan. Peformanya nyaris sempurna, meski lawan yang dihadapi adalah laki-laki yang lebih macho.

Baca Juga

1. Suka Menari

Jaiyah Saelua pesepakbola transgender pertama di dunia.

Jaiyah dikenal sebagai bek berkualitas wahid yang menjadi andalan negaranya. Namun di luar lapangan dia juga dikenal sebagai penari yang lihai. Pemain berusia 29 tahun ini memang bercita-cita menjadi seorang penari yang handal.

"Pokoknya tari modern. Jazz boleh juga. Atau bisa juga sedikit balet," kata Jaiyah seperti dilansir dari New York Times.


2. Tetap Diakui

Jaiyah Saelua pesepakbola transgender pertama di dunia.

Di Samoa Amerika, kaum waria memang diakui. Negara yang mayoritas penduduknya berasal dari ras Polynesia ini memang percaya bahwa mereka bisa melakukan pekerjaan laki-laki atau perempuan.  

"Ini bukan masalah transgender dan bukan juga masalah laki-laki atau perempuan. Di sini hanyalah masalah bermain dan tetap bermain sepakbola," ujarnya.


3. Mendapat Ejekan

Jaiyah Saelua pesepakbola transgender pertama di dunia.

Meski sudah diterima soal penampilannya yang menyerupai perempuan di skuat Timnas Samoa Amerika, namun ada saja yang menghujat Jaiyah saat sedang bertanding. Kebanyakan hujatan datang dari suporter lawan.

"Saya pernah mendapat cacian di lapangan saat melawan Kepulauan Cook dan Tahiti, saya pikir itu hanya strategi. Saya dengan mudah tidak menanggapinya karena mereka tidak penting bagi saya. Tapi jika hujatan itu datang dari orang yang saya sayangi, itu sangat menyakitkan," katanya dilansir dari ShortList.

TransgenderBola InternasionalBerita Transfer

Berita Terkini