Brand Fashion Inggris Dituduh Hina Insiden Kematian Suporter Liverpool
Salah satu brand pakaian ternama asal Inggris, Topman, baru-baru ini meluncurkan produk anyarnya berupa kaos lengan panjang berwarna merah dengan angka 96 tertera di bagian belakangnya.
Namun alih-alih menarik minat para penggemar mode, peluncuran kaos tersebut justru mendapatkan reaksi kemarahan dari para suporter tim asal Inggris, Liverpool.
- Liverpool dan Man City Berpeluang Saling Hantam di Babak 8 besar Liga Champions
- 5 Pemain Bergaji Tertinggi di Liverpool Musim 2017/18
- Wenger Kian Buruk, Musim Depan Arsenal Gaet Mantan Pelatih Liverpool?
- Sebut Pertandingan Melawan Sevilla dan Brighton Lebih Penting, Mourinho Anggap Enteng Liverpool?
- Ini Bukti Sahih Kesetiaan Fans Liverpool di Saat Timnya Kalah dari MU
- Viral! Nobar MU vs Liverpool Rusuh, Netizen: Fans Layar Kaca Kampungan!
1. Karma
Mereka umumnya menuduh perusahaan mode tersebut telah mengolok-olok korban tragedi Hillsborough. Tragedi yang menewaskan 96 enam suporter Liverpool pada 15 April 1989 silam.
Yang membuat para Liverpudlian tersebut marah juga lantaran tertulisn kata KARMA pada bagian lengan kaos tersebut.
Entah apa maksud sebenarnya, kata Karma dianggap mereka sebagai sesuatu yang tidak patut dikaitkan dengan para korban tersebut. Bahkan cenderung terkesan sebagai sindiran bahwa apa yang mereka alami sebagai Karma.
Selain itu, membuat desain dengan warna merah dan angka 96 dinilai sebagai sesuatu yang tidak etis, memanfaatkan tragedi kematian suporter sebagai lahan untuk mencari untung.
2. Media Sosial
Rilisan terbaru yang dihargai 20 pounds atau senilai Rp 380 ribu itu membuat banyak suporter Liverpool menyampaikan kemarahannya di media sosial seperti twitter.
Chris Jones misalnya menulis, "Sedikit salah, 96 orang ini meninggal dan Anda mencoba menghasilkan uang dari ini. Saya harap ini bisa ditarik dari penjualan," tulisnya lewat akun @chrispj29.
Warganet lainnya, Callum Wright, menulis, "Saya tidak bisa mempercayainya, kutipan karma 96. Pastinya ini adalah lelucon yang memuakkan."
Lebih keras pengguna Twitter lainnya lewat akun @VirgHelVanDijk juga menghardik dengan kalimat, "Kemeja topman itu benar-benar keji, mereka harus malu."
Sementara itu, seorang desainer bernama Masato Jones mencoba bersikap bijak dengan menyarankan penggunaan warna lain, bukan merah yang serupa dengan warna kebesaran Liverpool.
"Mungkinkah mereka memilih warna lain daripada terlihat seperti jersey sepakbola Liverpool, merah?," tulis @masato_jones.
Mendapatkan respon negatif, sampai saat ini belum ada penyataan resmi dari pihak Topman, baik itu klarifikasi, permohonan maaf atau penarikan produk tersebut khususnya di Inggris.
3. Justice for The 96
Angka 96 buat suporter Liverpool bukan hanya sebatas sebuah angka. Maknanya sudah melambangkan lebih mulai dari kesetiaan, perjuangan sampai keadilan.
Bagaimana tidak sepanjang 1989 sampai setidaknya tahun 2012, kematian tragis para suporter kala menyaksikan laga Liverpool menghadapi Nottingham Forest itu dianggap sebagai kesalahan mereka sendiri karena tidak bisa mengontrol antusiasmenya memadati stadion markas Sheffield Wednesday tersebut.
Dipojokan oleh pihak kepolisian, media, sampai Perdana Menteri Inggris saat itu Margaret Thatcher, para keluarga korban dan suporter Liverpool sampai membuat Hillsborough Families Support Group (HFSG) untuk menuntut keadilan atas kematian keluarga, sahabat dan rekan mereka tersebut.
Didukung oleh pihak klub yang setiap tahunnya di pertengahan april selalu membuat peringatan untuk para korban pada sebuah acara di Stadion Anfield, perjuangan mereka akhirnya berbuah hasil setelah pada 12 September 2012, Perdana Menteri Inggris, David Cameron meminta maaf secara terbuka atas usaha polisi untuk menutupi fakta-fakta penting dalam tragedi tersebut.
"Suporter Liverpool bukanlah penyebab dari tragedi tersebut," ujar Cameron dalam pernyataannya di ruang majelis umum (Commons) Inggris.
"Penyelidik tidak menemukan adanya bukti yang mendukung tuduhan para suporter Liverpool mabuk, tanpa tiket ataupun melakukan kekerasan."
Meski akhirnya hingga saat ini tidak ada satu pun pihak yang masuk penjara untuk bertanggung jawab atas tewasnya 96 orang itu. Setidaknya ucapan tersebut sedikit lebih melegakan bagi keluarga korban dan para suporter Liverpool yang selalu setia mengenang mereka lewat slogan 'Justice for The 96'.