x

5 Pemain Top Indonesia Terpaksa Gantung Sepatu di Puncak Karier

Jumat, 23 Maret 2018 12:45 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto

Umumnya seorang pesepakbola memutuskan untuk pensiun di kisaran usia 35-38 tahun. Namun, ada kalanya pemain sepakbola terpaksa harus undur diri lebih cepat dari waktunya karena sejumlah faktor, mulai dari cedera, masalah kesehatan, dan lain sebagainya.

Ada sejumlah pemain top dunia yang mesti menepi dini karena cedera. Legenda AC Milan, Marco van Basten, merupakan salah satu contohnya. Van Basten memutuskan pensiun di usia 29 tahun karena cedera yang kunjung tak pulih sepenuhnya.  

Baca Juga

Lalu bagaimana dengan di Indonesia? Ternyata di dalam negeri sendiri terdapat bintang-bintang top yang juga mesti pensiun dini, entah itu karena cedera atau alasan lainnya. Berikut ini INDOSPORT rangkum lima pemain berbakat Indonesia yang mesti pensiun dini. 


1. Muhammad Nasuha

Muhamad Nasuha

Cedera lutut adalah jenis cedera yang sangat ditakuti para pemain sepakbola. Muhammad Nasuha atau M. Nasuha adalah salah satu pemain yang kurang beruntung karena di kariernya bermain, ia mendapat cedera lutut yang membuatnya harus pensiun dini dari dunia si kulit bundar. 

M. Nasuha mendapatkan malapetaka tersebut kala membela klubnya, Persib Bandung, di Indonesia Super League 2010-2011. Padahal, ia sedang di puncak usia emasnya. 

Selama masih aktif bermain, ia tampil apik kala membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2010. Di tahun itu Indonesia berhasil masuk ke final sebelum ditumbangkan Malaysa di final .

Karier Nasuha di klub mulai terangkat saat ia direkrut Rahmad Darmawan untuk bergabung dengan Sriwijaya FC. Ia pun berhasil memenangkan Piala Indonesia muism 2008-2009 dan 2009-2010. 


2. Mauly Lessy

Mauly Lessy (kanan) ketika berseragam Timnas

Masih ingatkah Anda dengan Mauly Lessy? Stoper kelahiran Ambon 7 Agustus 1975 yang menjadi andalan lini belakang Timnas Indonesia di gelaran Piala Tiger/Piala AFF 2004. 

Lessy membentuk pertahanan kokoh Timnas Indonesia bersama dengan Charis YUlianto dan Jack Komboy. Lessy mampu bermain di dua posisi, yaitu gelandang bertahan dan bek. Kehebatan pemain Persikota Tangerang ini berhasil membantu Indonesia mencapai partai puncak Piala AFF sebelum akhirnya dihempaskan Singapura. 

Selepas dari Persikota, Lessy bergabung dengan Persipura dan sukses mempersembahkan gelar Liga Indonesia tahun 2005. Sayang, cedera lutut parah menghampirinya di musim 2007/2008. Lessy yang sewaktu itu berusia 33 tahun sudah tidak mampu lagi bermain di level tertinggi. Walau begitu ia sempat ditarik Sriwijaya tetapi hanya sebagai cadangan.  


3. Firmansyah

Firmansyah (kanan) berusaha menghalau bola.

Bintang Persikota Tangerang ini disebut-sebut sebagai salah satu stoper terbaik di masanya.  Lagi-lagi Rahmad Darmawan yang memainkan peranan penting. Kali ini ia mengorbitkan Firmansyah. 

Kala itu Firmansyah menjadi jenderal pertahanan di klub Persikota Tangerang, yang mana dilatih oleh Rahmad Darmawan. Di tahun 2003, Firmansyah dipanggil Timnas Indonesia untuk bermain di SEA Games 2003. Setelah itu, ia menjadi langganan timnas di kurun waktu 2004-2007. 

Sayangnya, nasib buruk harus menimpa Firmansyah setelah dirinya mendapat cedera robek persendian kaki kanan di pertandingan uji coba timnas melawan PSIS Semarang di tahun 2007. Ia kehilangan kesempatan bermain di Piala Asia 2007 karena pemulihan cederanya memakan waktu sampai satu tahun. 

Setelah sembuh, ia coba untuk bermain kembali. Namun, ia tak mampu menunjukan penampilan terbaiknya. Di usia masih 28, ia pun memutuskan pensiun dari dunia sepakbola dan memilih fokus kuliah.


4. Syamsir Alam

Syamsir Alam

Nama pemain muda Syamsir Alam sempat berkumandang setelah disebut-sebut sebagai suksesor Bambang Pamungkas. Namun, karier sang pemain gagal tota saat memasuki level senior.

Syamsir Alam merupakan salah satu pemain yang dimasukan ke dalam proyek mecusuar pelatnas jangka panjang PSSI di Uruguay berlabel Sociedad Anonima Deportiva (SAD). Di Uruguay, ia bersama pemain timnas junior lainnya mampu tampil menjanjikan. Bahkan, ia bersama dengan Reffa Arvindo sampai dipinjam oleh raksasa Uruguay, Penarol. 

Setelah malang melintang di sejumlah klub luar negeri seperti Penarol, CS Vise, dan DC United, ia memutuskan bermain di Indonesia bersama klub Sriwijaya FC. Namun, ia kesulitan beradaptasi, bahkan ia sering dicadangkan seperti ketika juga bermain di luar negeri. 

Belakangan, ia menyebut bahwa masalah kesalahpahaman perihal tawaran kontrak dengan DC United menjadi penyebab menurunnya karier sepakbola pemain bertato ini. 

Walau begitu, publik terlanjur mencap dirinya sebagai pemain yang terlalu banyak polah di luar lapangan. Kariernya yang meredup juga disangkutpautkan dengan hobinya yang berganti-ganti pacar. Syamsir Alam pun saat ini tidak lagi bermain sepakbola di level profesional. 


5. Ilham Jaya Kesuma

Ilham Jaya Kesuma

Kehilangan Ilham Jaya Kesuma sangat merugikan Timnas Indonesia. Bagaimana tidak, ia adalah striker paling menakutkan yang dimilik Indonesia di masanya saat itu. Dua gelar top skor Indonesia bersama Persita di musim 2002 dan 2004 adalah bukti betapa tajamnnya striker yang dijuluki Inzaghi Indonesia ini. 

Pencapaian tertinggi Ilham bersama Timnas adalah di Piala Tiger 2004. Ilham mencatatkan diri sebagai pencetak gol terbanyak Piala Tiger 2004 dengan torehan tujuh gol.  

Namun, kariernya meredup setelah dirinya memutuskan menerima pinangan klub Malaysia. Ia dihantam cedera lutut parah yang membuatnya menepi lama dan diputus kontraknya.

Di musim 2008-2009 ia sempat memperkuat Persisam Samarinda. Namun, penampilannya sudah tak sehebat dulu. Ia pun sempat bermain di beberapa klub dalam waktu singkat sebelum akhirnya memutuskan pensiun di usia 33 tahun.  

Marco van BastenSyamsir AlamMohammad NasuhaLiga IndonesiaFirmansyah

Berita Terkini