7 Pesepakbola Indonesia Paling Setia yang Masih Aktif Bermain
Transfer pemain adalah hal umum pada sepakbola. Di zaman modern ini tak banyak pesepakbola yang setia pada satu klub terutama saat mendapat ditawarkan dengan uang melimpah dari klub yang meminatinya. Banyak pemain sepakbola yang memutuskan untuk pergi berkelana dari satu klub ke klub lainnya dengan alasan tersebut.
Ini adalah era di mana uang adalah yang terpenting. Banyak superstar telah menunjukkan bahwa prestasi atau kompetisi bukanlah hal yang paling utama dalam menentukan di mana mereka akan bermain, tapi besaran gaji yag akan mereka terima.
Contoh saja Radamel Falcao, Carlos Tevez, dan Samuel Eto'o yang acap disebut sebagai pesepakbola mata duitan karena sering berganti-ganti klub. Namun ada juga pesepakbola yang sangat loyal terhadap klubnya, dimana mereka membela satu klub dalam kurun 5 hingga lebih dari 10 tahun.
Sebut saja Paolo Maldini, Carles Puyol, hingga Ryan Giggs adalah contoh pemain bola paling loyal bagi klubnya karena mereka menghabiskan kariernya hanya pada satu klub saja sampai mereka penisun.
Tak hanya di Eropa, ada beberapa pemain Indonesia yang terkenal loyal dalam satu klub. Meski sepakbola Indonesia terus dilanda masalah tertundanya gaji, akan tetapi uang ternyata bisa dikalahkan oleh si pemain terhadap suatu klub.
Siapakah pemain Indonesia yang jarang pindah ataupun loyal terhadap satu klub? Berikut INDOSPORT memaparkan 7 pemain Indonesia yang paling setia?
1. Ismed Sofyan
Nama Ismed Sofyan patut dikedepankan sebagai pemain yang loyal terhadap satu klub. Pemain kelahiran Manyak Payed, Aceh Tamiang, 28 Agustus 1979, ini merupakan jebolan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) di Ragunan, Jakarta Selatan.
Ismed mengawali karier profesional bersama tim PSBL Langsa, Aceh. Setelah itu ia pindah ke Persiraja Banda Aceh. Satu musim bersama Persiraja, ia hijrah ke Jakarta dan bergabung dengan Persijatim Jakarta. Tak lama, tim kebanggaan Ibukota, Persija Jakarta merekrutnya pada tahun 2003.
Sudah 15 tahun Ismed tak pernah lepas jersey tim Macan Kemayoran. Pada 2013 lalu, pemain yang biasa berposisi sebagai bek kanan itu pernah berniat meninggalkan Persija . Kasus penunggakan gaji jadi salah satu alasan utamanya ingin hengkang.
Terlebih lagi saat itu, salah satu sahabat karibnya, Bambang Pamungkas juga memutuskan meninggalkan Persija dan pindah ke Pelita Bandung Raya (PBR). Namun di detik-detik terakhir, ia memutuskan tetap bertahan di Persija yang tengah dihantam berbagai persoalan, termasuk krisis keuangan yang akrab terjadi di era kepmimpinan Ferry Paulus.
2. Ian Kabes
Ian Luis Kabes mulai bergabung dengan Persipura tepat 5 Maret 2005, saat itu Persipura mulai dibesut oleh pelatih Rahmad Darmawan. Banyak pemain muda jebolan PON 2004 direkrut masuk ke Persipura 2005 termasuk Ian Luis Kabes.
Selama berkostum Mutiara Hitam, Ian Kabes dianggap sebagai pemain yang serba bisa. Beberapa posisi ia pernah coba tempati, mulai dari bek kiri, kanan, gelandang dan striker. Mungkin posisi kiper yang belum pernah dicoba Ian Kabes. Meski banyak klub yang mengincarnya, namun Ian Kabes tetap setia bersama klub kebangaan masyarakat Jayapura tersebut.
3. Yustinus Pae
Selain Ian Kabes, Persipura juga memiliki pemain loyal yang ada pada diri Yustinus Pae. Sejak tahun 1995, ia sudah membela panji Mutiara Hitam Junior. Tipa sapaan akrab masa kecilnya mulai mendapatkan tempat di starting eleven Persipura pada tahun 2005.
Pemain berusia 34 tahun ini sudah mempersembahkan dua gelar juara Liga Indonesia kemudian ia persembahkan untuk Persipura sebagai hasil dari kerja kerasnya. Tipa pun hingga kini tidak tergantikan di posisinya, siapapun pelatih yang menangani Persipura. Di Liga 1 2018, Tipa masih menjadi andalan pelatih anyar Persipura, Peter James Butler.
4. Atep
Jika ada pemain asli Jawa Barat lulusan akademi sepakbola Persib Bandung yang paling setia membela armada Maung Bandung sampai akhirnya juara Liga Super Indonesia 2014, Atep adalah orangnya.
Pemain yang dijuluki "Lord Atep" ini memilih setia berkostum biru demi cita-cita masa kecil sekaligus obsesi besarnya, membawa pulang ke Bandung trofi juara Indonesia yang sudah lama hilang dan cita-cita itu terwujud pada musim 2014.
Atep yang lahir di Cianjur, Jawa Barat, 5 Juni 1985, memulai karier di sepakbola bersama Persib U-18, kemudian Atep melanjutkan kariernya pindah ke Jawa Tengah bersama klub Persiba Bantul. Di sana ia bermain kurang lebih 2 tahun. Kemampuannya semakin berkembang dan ia terpilih untuk memperkuat skuad Timnas Indonesia U-20.
Dengan membela Timnas U-20, aksi Atep mencuri perhatian tim-tim besar Indonesia dan salah satunya Persija Jakarta. Pada tahun 2004, secara resmi Persija Jakarta merekrut Atep. Bersama Persija, bisa dibilang karier Atep semakin mengkilap dan ia menjadi pilihan utama tim Macan Kemayoran tersebut.
Setelah berhasil bermain di Persija, maka Atep pun dipanggil untuk memperkuat timnas senior Indonesia. Di timnas, Atep kembali menonjol dan bahkan bisa mencetak gol. NamaAtep pun semakin diminati oleh klub-klub besar di Tanah air termasuk Persib Bandung yang ingin memulangkannya.
Setelah memperkuat Persija Jakarta kemudian Atep kembali dikontrak Persib Bandung yang masih dilatih Jaya Hartono pada musim 2008/2009. Hingga Liga 1 musim 2018, Atep tetap setia bersama klub kebanggaan Bobotoh meski belakangan ini namanya jarang masuk starting eleven.
5. Hariono
Ketika sejumlah pemain bintang memilih keluar masuk skuat Persib Bandung, ada satu nama yang memilih terus bertahan. Dia adalah Hariono. Bergabung sejak tahun 2008, Hariono dan Persib seolah tak terpisahkan. Hal tersebut dibuktikan dari siapa pun pelatih yang menangani Persib, maka Hariono akan selalu menjadi pemain utama.
Hariono merupakan gelandang bertahan vital dalam formasi Persib di bawah pimpinan Djajang Nurdjaman saat menjuarai Indonesia Super Leage (ISL) 2014 dan Piala Presiden 2015. Wajar jika kemudian bobotoh sudah menyematka predikat pemain legenda untuk pemain yang identik dengan rambut gondrong itu.
6. Hengki Ardiles
Di usianya yang kian beranjak, Hengki Ardiles masih menjadi pemain andalan Semen Padang FC di sektor pertahanan. Pemain berusia 36 tahun itu berkostum Semen Padang FC selama 18 tahun. Hengki memulai kariernya di Semen Padang junior pada 1999.
Sempat semusim pindah ke Persikabo Bogor pada 2007, Hengki memutuskan kembali bersama tim kebangaan urang awak itu pada tahun 2008. Hingga saat ini, Hengki tak lagi pernah tergeser dari skuat inti, walaupun pelatih silih berganti menukangi Kabau Sirah. Era kejayaan Hengki pun dimulai di Semen Padang, sampai hari ini dengan status kapten tim sejak 2012, menggantikan Ellie Aiboy.
7. Dendi Santoso
Dendi Santoso merupakan satu-satunya pemain yang masih bertahan sejak Arema berhasil menjuarai Indonesia Super League 2009/10. Pemain 27 tahun ini selalu menjadi bagian utama dalam klub Arema FC.
Dendi termasuk pemain dengan karier yang bagus, baik di level klub maupun timnas. Dendi Santoso termasuk pemain yang menjadi andalan Timnas Indonesia U-23 beberapa tahun yang lalu.